Sabtu, 25 September 2010

Sudah Sibukkah Saya?

Hahahahaha...!! Saya kembali ke sini untuk menumpas kebosanan!! Membela keceriaan pembasmi kebetean!! CIAAAAT!!! *Udah mulai gila nih orang*

Haha... Maafkan gua yang tiba-tiba berGEJE ria memulai posting kali ini. Seharusnya memberikan sebuah sambutan yang sangat hangat untuk para pembaca yanng baik hati, ramah, tidak sombong, budiman, pakdiman, dan rajin menabung di WC.

Ngomong-ngomong soal bete, dan bosan, untunglah gua gak ada merasa bosan karena ada Ing yang tercinta selalu mengisi kebosanan gua setiap saat. Sayangnya kalo bete cukup sering terjadi. Kenapa? Maafkan gua karena itu tidak bisa gua ceritakan dikarenakan berbagai alasan. Yah, ngerti sendiri namanya anak muda kalo pacaran. Tapi ini yang bikin terasa berwarna. Setiap habis kami bertengkar, pasti selesai dengan damai dan tambah lengket. Tapi bukannya gua pengen kami sering bertengkar lho ya. Gua lebih berharap bisa semakin langgeng tanpa ada masalah sedikit pun. AMIIIIIN....

Oiya, bek tu de topik! Topik Ismail, Topik Safalas, Topik Hidayat, Topik Saya Bundar Hinggap di Jendela. *Makin GEJE aja neh.*

Ngomong-ngomong soal sibuk, gua udah kembali dari kehidupan penuh kedamaian karena liburan. Gua mulai menghadapi kehidupan penuh perjuangan menghadapi berbagai kesibukan di kuliah demi cita-cita dan masa depan gua yang cerah. Seperti namanya kehidupan, pasti bertahap. Ini juga hampir sama. Awal kuliah alias hari pertama tentu masih adem ayem dan sejuk tanpa ada kesulitan dan keluhan apa pun kecuali keluhan umum setelah merasakan liburan.
Gua : "Haiiiih, besok kuliah. Pagi lagi! Muales peeek!"
Tapi biar gua punya keluhan itu gua tetep semangat mengingat catatan nilai gua yang amburadul dan dukungan dari Ing yang tercinta.

Tentu namanya kuliah di bidang sains, pastilah ada yang namanya praktikum dengan laporan yang menghantui. Yang bikin malas saat praktikum itu bukan saat percobaannya. Percobaannya justru sangat asik karena bermain-main dengan alat laboraturium yang belum pernah bisa gua beli. Yang bikin males di praktikum ini adalah berurusan dengan kertas HVS A4 70 GSM, margin 4-3-3-3, 3 halaman penuh, dan tinta biru. Ini lah saat di mana mahasiswa teknik menyalurkan kreasinya dalam mmengarang bebas.

Jadwal pertama yang keluar adalah praktikum Pengukuran Listrik. Praktikum dimulai keesokan setelah gua dan teman-teman gua tau berita itu. Untungnya gua masih adem ayem karena praktikum untuk kelompok gua itu masih sangat lama gak kayak beberapa teman gua. Tapi gua lihat ternyata ada terjadi tabrakan jadwal dengan kuliah Pengukuran Besaran Listrik yang gua ulang karena semester lalu karena gua dapet nilai jelek sekali. Dalam praktikum, tidak boleh ada bolos gak kayak kuliah yang dikasih jatah beberapa kali bolos. Opsi laen bisa tukar shift secara individu. Nah, karena masih jauh dan cuma beberapa kali praktikum doang yang tabrakan, gua masih santai gak kelabakan dengan masalah itu.

Besoknya masa damai gua telah berganti! Pagi hari gua dengan santai masuk kelas Komunikasi Data yang dosennya masih belum masuk.
Hilman : "Dim, besok kita praktikum lho."
Gua : "Lho? Kan masih lama. Lagi pula bukannya hari selasa ma jum'at praktikumnya?"
Hilman : "Bukan. Itu PL. Besok itu kita praktikum RL (Rangkaian Listrik)"
Gua : "Lha? Satu kelompok lagi ta?"
Hilman : "Kelompoknya masih sama. Gak berubah."
Gua : "Jadi besok neh kita? Waduh! Aku baru tau eh."
Akhirnya gua mulai kelabakan.gua mastiin dengan download jadwal ma perlengkapan untuk praktikum besok. Tapi jaringan wifi di kampus gak masuk ke kelas! Untungnya Bram datang membawa 2 flash disk minta gua kopikan perlengkapan praktikum ke flash disknya. Gua batalkan progress download gua dan kopi data yang Bram kopi ke laptop kesayangan gua ini.

Siangnya, gua masih belum buat dasar teori yang menjadi salah satu yang harus dibuat sebelum lab. Tapi gua udah diculik ma Mas Jinceng dan Mas Gepenk, Sub koor dan koor publikasi dan dokumentasi IEE Expo 2010 (International Electrical Engineering Expo 2010) tuk nyetak poster, baliho, spanduk, dan media publikasi lainnya. Dan itu gak lama! Gua mesti jelasin harga ma detail barang dari percetakan yang gua datangi untuk nyetak media itu. Ternyata juga tunggu desain media yang dipesan sambil dengarin curhatan sang Boz tentang keuangan dan lain-lain. Lama banget gua bercanda, ngobrol, sambil berkoordinasi dari siang sampe mau magrib. Kepala gua mulai pusing gak ada istirahat. Tambah lagi gua masih mikirin dasar teori yang belum gua garap.

Oiya, tentang kesehatan gua, gua agak lemah gak bisa terlalu capek karena tekanan darah gua sering drop. Tahun lalu gua sering sakit karena terlalu capek. Anjuran dokter tentu makan yang cukup, istirahat yang cukup, ma mesti sering minum Susu Cap Beruang. Tekanan darah gua pertama kali drop waktu gua SMA kelas 1 dimana gua masuk kelas akselerasi dan belajar gua bener-bener dikebut sampe gua gak kuat. Untungnya kelas 2 gua turun ke reguler. Tapi gua masih sering sakit. Tapi cuma sakit sehari dan malamnya udah enakan dan segar.

Malamnya gua ke percetakan ma Polo jam 7.30. Tapi ternyata pemilik percetakan gak ada. Kami jadi gak bisa mastiin harga. Gua kembali ke kampus dan curhat ma Polo.
Gua : "Aku istirahat sebentar ya. Agak capek sekarang ini. Aku sering drop eh." lalu rebahkan badan tiduran di bangku taman.
Polo : "Banyakin istirahat. Tuk persiapan 2 minggu kedepan. Bakal sibuk banget nanti."
Gua : "Padahal baru ini. Belum nanti Legato yang secara gendeng dimasukin Ameg jadi panitia tanpa konfirm ma SPS nanti (Syukuran Pelepasan Sarjana). Untung aku nolak request jadi panitia FEI (Forum Elektro Indonesia) dari Safir."
Polo : "Bagus lah kalo gitu. Aku ini yang banyak banget dari IEE, GERIGI, SPS, ma FEI."
Setelah ada konfirmasi dari pemilik percetakan, gua ma Polo ngentikan obrolan dan pergi ke percetakan.

Sekitar jam setengah 11 malam akhirnya selesai dengan batal mencetak karena banyak perubahan harga dan bahan yang disediain percetakan sponsor ini. Gua kembali ke kos dan mulai ngerjain dasar teori gua dalam keadaan badan mulai gak enak dan pusing. Tapi entah jam berapa gua ketiduran dalam keadaan dasar teori masih belum selesai gua kerjakan. Alhasil, pagi gua kesiangan. Untungnya dosen gak ada, jadi gua manfaatin tuk nyelesaikan kerjaan gua untuk praktikum nanti.

Gua merasa belum sibuk tapi fisik gua udah ngerasa sibuk dengan pekerjaan gua. Gua ngerasa pengalaman gua masih belum berbobot dengan kgiatan yang gua bikin. Tapi moga pengalaman gua yang seadanya ini bisa berguna dan bisa bawa gua menuju kesuksesan nanti.

Jumat, 17 September 2010

Saat Kembali ke Surabaya

Kembali ke Surabaya, kembali meninggalkan orang tua, kembali meninggalkan indahnya kota Tenggarong, kembali berpusing ria dengan kuliah, dan kembali menemui Ing yang tercinta. Biar banyak yang ditinggalkan, tapi yang gua tunggu-tunggu untuk gua temuin akhirnya datang. Akhirnya setelah terpisah gua bisa nemuin dia lagi!

Sebelum gua kembali tentu gua melakukan berbagai prosesi demi kelancaran gua kembali ke Surabaya. Tentu yang gua lakuin 1 hari sebelum berangkat ke Surabaya : Berpamitan ma bonyoknya Ing, mempersiapkan perkakas gua, tidur, makan, be'eng, bakar menyan, mandi dengan 7 macam air dari air putih, air hitam, air panas, air dingin, air bersih, air kotor, dan air comberan, dan akhirnya kembali (Kayak mau manggil setan aja).

Satu hari sebelum kembali ke Surabaya, gua harus ke rumah Ing untuk nemuin bokap dan nyokapnya. Tapi gua ada acara halal bi halal antara alumni SMA 3 Tenggarong di tempat penuh kenangan, SMA 2 Tenggarong. Ko' sekolah lain? Karena sammpai sekarang ni sekolah belum punya gedung sendiri. Entah apa yang dilakukan Pemkab yang dari dulu gua pertama masuk selalu bilang "Gedung akan selesai tahun depan" tapi sampe gua udah ninggalin Smaga 2 tahun belum juga selesai dan tak ada tanda-tanda.

Rencana untuk berkumpul jam 9.30 tapi jam 11 lewat baru banyak yang berkumpul. Biar gitu banyak yang berkumpul dari angkatan pertama hingga angkatan gua yag ketiga berkumpul. Tapi angkatan 4 gak ada yang datang sama sekali. Setelah berkumpul, kami pergi mengunjungi guru-guru kami. Pertama ke tempat guru TI kami yang paling cantik, Bu Fitri, tapi beliau sedang tidak ada. Tapi kami menunggunya karena anak buahnya di tokonya bilang hanya pergi sebentar. Beberapa teman kami, angkatan 3, memisahkan diri. Yang ikut cuma gua, Emo, EAP (baca : e-a-pe'), dan Aladin. Mereka bilang agak sungkan dengan angkatan 1. Padahal gua yang pernah punya masalah dengan hampir seluruh angkatan 1 aja berani menampakkan wajah. Tapi gua ma beberapa orang dari angkatan 1 berbincang-bincang bagaikan kami tidak pernah punya masalah. Gak lama sebelum bertemu Bu Fitri, gua misah dan ikut ma temen gua yang memisahkan diri. Emo, EAP, dan Aladin bertahan.

Gua kembali ke SMA 2 untuk nemuin teman gua Rio, Revi, Fetri, Bagus, Merli, Chidori dan Abang Nur untuk numpang mobil Rio. Lumayan tumpangan gratis. Abang Nur ini sebenarnya guru kami, tapi masih muda banget dan sangat akrab sekali bahkan sangat dekat hingga seperti teman. Tentu yang bikin dia bener-bener akrab karena dia masih single. Dia ikut kami untuk berkeliling menemui guru-guru. Ini baru guru sebagai teman para siswa. Oiya, Fetri ini yang berhasil mencomblangi gua ma Ing yang ada di Surabaya dari Tenggarong.

Sasaran pertama kami Pak Hasyim, guru yang paling kaya. Sayangnya kami gak dapat angpau, tapi kami dapet makanan yang unik sekali, manisan cabe, dan manisan pare. Cabe yang harusnya pedas dan pare yang harusnya pahitnya bukan main malah menjadi sangat enak dibuat jadi manisan. Pak Hasyim mencobanya setelah nemuin resepnya di internet. Setelah itu kami ke rumah Pak Jafar yang ada di seberang rumah Pak Hasyim, tapi beliau tidak ada. Kami lalu kembali ke rumah Bu Fitri setelah angkatan atas pergi. Kami ngobrol lama sekali. Oiya, Bu Fitri ini yang ngajarin gua untuk mengikuti Olimpiade Sains Nasional tingkat Kabupaten. Tapi gua gagal untuk lanjut ke Provinsi karena gua cuma masuk Juara Harapan III. Maafkan saya Bu Fitri. Saya sampai nangis 3 hari karena gagal.

Setelah ngobrol lama, kami ke Samarinda nemuin Bu Ning. Guru kimia yang merupakan wali murid kami di kelas 3. Perjalanan sekitar 1 jam karena kami lewatLoa Janan yang jalannya sempit. Kami tidak lewatTenggarong seberang karena rute terdekat dan tanpa macet mesti lewat Loa Janan. Selama perjanan kami bercanda sangat asik sekali. Tapi Revi diam aja karena mabok. Sampai di Samarinda Seberang, akhirnya dia berhasil memuntahkan Fanta yang dia minum di rumah Bu Fitri. Sampai di rumah Bu Ning, kami dapat jamuan yang benar-benar memanjakan. Kami dapat berbagai kue dan juga dapet makan siang disana. Kami ngobrol lama sekali sampai hampir mmagrib.

Gua baru kembali ke Teggarong malam sekitar jam 8. Gua langsung meluncur nemuin nyokap dan bokapnya Ing untuk pamit. Tapi gua gak langsung ke rumahnya. Gua ke pasar tempat nyokap Ing jualan karena gua mikir mungkin nyokap Ing udah mulai jualan lagi. Ternyata perkiraan gua tepat! Gua bahkan ketemu ma Mbak Dini (Kakak Ing) dan suaminya di sana. Gua ngobrol lama sampai toko tutup dan ikut nyokapnya Ing ke rumah. Kayak biasa gua malah diberi makan. Gua sangat suka keluarga Ing yang sangat hangat. Kadang bikin gua gak enak karena gua selalu dijamu terlalu hangat melebihi orang-orang yang pernah gua temuin. Setelah pamit dengan keluarga Ing, gua baru kembali ke rumah sekitar jam 10. Gua pergi dari pagi sampe malam dan belum persiapin barang-barang gua untuk kembali ke Surabaya. Sampai di rumah, gua langsung beres-beres persiapin semua barang gua. Baju gua masukin semua, perkakas komputer, dan yang lainnya termasuk kunci kamar kos gua. Lalu gua langsung tumbang tidur karena capek pergi seharian.

Besoknya gua berangkat dengan mobil Mitsubishi Triton bokap gua. Gua ke Balikpapan diantar bokap, nyokap ma dua adek gua pagi-pagi. Perjalanan ke Balikpapan tentu tidak tenang karena Dion ma Tito malah dibiarkan duduk ma gua di belakang. Yup! Keributan pastilah terjadi kalo kami duduk dibelakang. Gua jadi gak tenang tidur di belakang karena diajak ribut ma Dion dan Tito. Gua gak lupa beli amplang untuk oleh-oleh di Samarinda.

Hampir sampai di Balikpapan langit tidak cerah. Dari kejauhan terlihat hujan tapi belum sampai. Gua keluar mobil untuk masukin tas gua yang gua taroh di bak mobil belakang. setelah mobil jalan, gua iseng cek-cek isi tas, TEMPAT GUA NAROH KUNCI KAMAR BOLONG!! Gua baru sadar! Tapi gua tetap tenang karena banyak opsi untuk kamar gua. Minta kunci serep ke Mas Semok atau gua hancurin pintu kamar gua. Gua lalu SMS Mas Semok, Pak kos yang juga senior gua, nanyain kunci serep.
Gua : "Mas Semok, lagi dimana? Kunci kamar ada gak? Kunci saya ilang. Saya masih di Balikpapan sekarang."
Mas Semok : "Waduh, aku cuma ada kunci kamar aja. Kunci gembokmu gak ada."
Akhirnya gua terpaksa milih opsi ngerusak gembok gua. Tapi untungnya pintu gak perlu gua hancurin.

Sampai di Bandara Sepinggan, gua liat ada gedung baru yang terlihat seperti gedung khusus untuk Lion Air. Sepertinya belum difungsikan. Gua lalu masuk ke Bandara berpisah dengan bokap dan nyokap gua. Gua cari tempat check-in untuk pesawat gua yang terbang jam 14.45 tapi gak ada. Gua keliatannya terlalu cepat datang jam 12, jadi gua tungguin sampai buka. Sampai jam 13.30 masih belum ada. Gua mondar-mandir gak jelas. Ada bapak-bapak pake seragam polisi liatin gua yang mondar-mandir gak jelas.
Dalam pikiran gua : "Ampun paaak... saya emang ada rencana mau nyolong mobil. Tapi gua belom nyolong paaak... Saya punya dua kucing dan 1 pacar. Kasian saya paaaak...."
Pak Polisi : "Mau kemana, Mas?"
Gua : masih deg-degan "Mau ke Surabaya, Pak."
Dalam pikiran gua : "Pak, saya gak bawa senjata paaak... Gak ada rencana mau bajak pesawat. Ampuuuuun..."
Pak Polisi : "Kalo Lion Air di sana, Mas. Keluar terus aja."
Gua : "Oh, gedung baru itu?"
Pak Polisi : "Iya, itu khusus Lion ma Wing Air."
Gua : "Oh, gitu. Makasih ya pak." Dengan lega karena gak ketangkap, gua buru-buru kesana.
Setelah berbagai prosedur gua lalui dari check-in, bayar tax, sampe menunggu, akhirnya gua berangkat ke Surabaya.

Sampai di Surabaya gua langsung ke Kos. Gimana gua dalam keadaan kunci ilang itu? Terpaksa gua manjat pagar karena digembok. Untung pintu kos pake gembok berkode. Lalu masuk gua panggil Mas Semok tapi gak ada respon. Selagi gua nunggu, gua buka gembok kamar gua. Lalu gua manggil lagi. Yang ada malah adiknya. Tapi gua tetep minta kunci gua untuk buka kamar gua. Dan Akhirnya dengan perjuangan gua bongkar gembok gua, gua berhasil kembali ke kamar gua yang berantakannya bukan main ini. Dan akhirnya gua bisa ketemu Ing lagi!!

Minggu, 12 September 2010

Lebaran di Tenggarong

Selamat lebaran para pembaca yang baik hati, ramah, budiman, pakdiman, tidak sombong, rajin menabung, dan suka buang aer di WC. (Kalo gak di WC ya dimana?)
Gua dan sekeluarga mengucapkan Selamat Hari raya Idul Fitri 1431H, Mohon maaf lahir dan batin. Maafkan segala kesalahan saya baik yang disengaja maupun yang tidak, baik secara lisan maupun tulisan, baik yang ada di dunia maya maupun di dunia nyata. Mohon maaf jika tulisan yang saya tulis sudah menyinggung perasaan anda selama ini. (Padahal baru aja bikin masalah di paling atas. Hehehehe....)

Akhirnya tahun ini gua lebaran di rumah lagi. Tahun lalu, gua lebaran di Banyuwangi karena gua udah pulang diwaktu yang dekat sebelum lebaran. Gua minta ke bokap gua jauh hari sebelum lebaran. Sekitar 1 bulan sebelum lebaran gua minta dan udah ngerencanain untuk pulang. Sebenarnya gua pulang untuk datangi Ing juga. Tapi dia malah balik duluan ke Surabaya karena urusan mendadak diluar rencana. Akhirnya kami lagi-lagi terpisah. Gua yang lebaran di Tenggarong, dia di Magelang. Kebalikan dari tahun lalu, dia di Tenggarong, gua di Banyuwangi.

Biar kami terpisah, tapi tentu saja komunikasi harus tetap berjalan. Tapi kami gak bisa chatting atau nelpon via VoIP lagi karena dia gak bawa laptop dan gak ada koneksi yang bisa ngehubungkan kami. Gua udah minta lagi modem yang gua pinjamkan biar gua bisa blogging di dunia maya di Tenggarong. Biarpun gua gak ngambil modem gua, tetap aja kami gak bisa OL (Online) bareng karena gua justru yang gak ada sambungan ke internet.

Bisa dibilang kami sebenarnya gak bisa dipisahkan. Bukan tidak terpisahkan, setiap kami kepisah jauh pasti bakal ada perkelahian, adu mulut, atau sejenisnya. Sebenarnya biar kami gak kepisah bisa berantem juga karena kami gak bisa ketemu. Yah, inti dari setiap perkelahian kami kebanyakan pasti karena kami gak bisa ketemu.

Beberapa hari yang lalu, gua lagi asik maen ma Dion dan Tito (adik gua).
Tito : "Kalo nyari Unyil (salah satu kucing gua) coba aja panggil-panggil di jendela sana."
Denger gitu gua heran. Gua nyobain aja yang Tito maksud padahal gua gak lagi nyari kucing gua itu. Tapi gak ada ngeongan setelah gua panggil kucing gua itu. Gua heran kenapa Tito bilang gitu tapi gua lupain aja dan kembali SMSan ma Ing. Gak lama Nyokap gua nyuruh gua untuk belanja beli bumbu masak ke pasar. Gua yang kebetulan gak ngapa-ngapain pergi beli pesanan nyokap.

Setelah kembali, gua santai-santai di jendela tapi kali ini gua denger suara kucing ngeong di kolong rumah. Lha? Rumah gua kan bawahnya air. Apa Unyil nyemplung? Gua panggilin terus dan nyari asal suara itu. Gua keliling-keliling dan pergi ke sebelah rumah gua yang jalannya kebetulan lebih rendah dari rumah gua, jadi gua bisa liat kolong rumah gua. Ternyata Unyil duduk dan ngeong-ngeong di kayu pondasi rumah gua! kemungkinan dia kejebak karena kecebur dari jendela kamar gua.
Gua : "Dion ya yang jatuhkan? Kan kamu tuh yang dari tadi maen laptop kakak di kamar."
Dion : "Nggak, dia jatoh sendiri tadi."
Gua : "Ko' gak cepet di ambil?"
Dion : "Gak sempet. Ya, Dion biarin aja."
Gua : mukul jidad gua sendiri. "Kalo gitu kamu yang turun ambil Si Unyil."
Dion udah gua paksain gak mau. Tito juga gak mau turun. Berbagai cara kami coba untuk nyelamatin Si Unyil tanpa harus turun masuk ke dalam lumpur yang ada di bawah rumah gua.

Setelah menyerah dan gak menemukan cara untuk nyelamatin Si Unyil, akhirnya gua mutusin untuk turun ke lumpur. Padahal gua baru aja mandi sebelum beliin nyokap bumbu akhirnya gua nekat turun nyelamatin Si Unyil. Gua turun dengan sepatu boot bokap gua ke lumpur. Yang gua kira tu lumpur bakal dangkal banget, ternyata bisa sampe ngelebihi lutut gua. Ampun dah dalamnya! Gua sulit banget jalan di lumpur itu. Sambil pegangan ma dinding rumah, gua jalan dekatin kucing gua yang terjebak di kolong rumah gua. Gua berapa kali hampir jatoh mandi lumpur di situ. Tapi untungnya tangan gua cekatan nangkep pinggiran dinding biar gua gak mandi lumpur. Setelah berhasil nyelamatkan kucing gua, gua coba untuk naik lagi masuk rumah. Awalnya gua turun dari jendela kamar sebelah kamar gua. Tapi nyokap nyuruh gua masuk dari tempat lain. Akhirnya gua nyoba masuk dari belakang lewatin kolong tempat tandong air. Gua ngerayap di lumpur dengan berat. Setelah sampe tiang-tiang tandong, gua manjat dan ngelewatin tiang yang nopang tandon kayak kukang manjat pohon. Dengan perjuangan berat, akhirnya gua berhasil masuk ke pintu belakang tempat Dion buangin kotoran Ipang (salah satu kucing gua) dari pasir. Tentu aja gua gak nyemplung ke lumpur tempat tai-tai kucing gua. Selama belanja, pencarian dan penyelamatan yang kira-kira bisa sampe 3 jam, kontak gua ma Ing keputus. Dia ngambek.

Besoknya, gua lagi bantuin nyokap gua belanja bahan-bahan untuk lebaran. Entah gua kepasar, cari-cari toko, yang pasti gua sampe keliling kota Tenggarong. Untungnya kota Tenggarong gak sebesar Surabaya. Entah sayur, bumbu, ato daging, gua keliling-keliling entah kemana. Pulangnya gua bantuin nyokap gua bikin ketupat. Liat ketupat yang masih ijo, gua yang mulai gila entah kenapa langsung lari ke kamar untuk ambil kamera andalan gua dan motret tu ketupat secara gak jelas.
Nyokap : "Dim, ngapain kamu moto ketupat?"
Gua : "Gak papa. Iseng aja. Habis ketupatnya ijo sih."
Nyokap : geleng-geleng liat kelakuan anaknya yang udah mulai gila. "Dari pada kamu gak jelas motoin ketupat, mending kamu bantuin ibu aja ngisi ketupat."
Setelah gua dapet gambar yang gua harapkan, gua bantuin ibu untuk ngisi ketupat. Selama di Tenggarong, gua banyak bikin karya fotografi karena merasa bosan, biarpun sering disuruh macem-macem. Ini beberapa karya yang gua buat :
Untuk karya lainnya bisa diliat di sini. Untuk yang gambar terakhir, Ganteng kan modelnya? Hakakakaka....

Selama gua keliling-keliling dan bantuin nyokap, frekuensi SMS kami rendah dan sering keputus bisa selama 2-3 jam. Malamnya dia marah-marah karena itu. Gua jelasin ke Ing, tapi dia masih aja marah-marah gak terima. Akhirnya keadaan agak panas. Keadaan kembali mendingan keesokan harinya tepat saat lebaran tiba. Tapi waktu gua ada telat sedikit dia mulai ngambek lagi. Keadaan baru benar-benar dingin keesokan harinya. Kembali aman, damai, tentram dan sejahtera.

Kami bener-bener gak bisa dipisahkan kalo setiap kali terpisah harus ada kejadian yang gak enak. Biar gitu, gua terus merasa gak enak dan selalu ada yang kurang kalo dia jauh dari gua.

Untuk Ingku yang tercinta : Gua bener-bener kangen dan berbagai kejadian yang gak enak selama ini gak pernah gua inginkan. Tetep ada yang kurang kalo kamu gak ma aku. Ai mis yu somat Iingku sayang.

Senin, 06 September 2010

Kedatangannya yang Entah Mengembirakan atau Sebaliknya

Liburan telah datang! Gua sekarang udah kembali ke Tenggarong untuk lebaran bareng keluarga. Tentu saja sangat asik karena tahun lalu gua gak lebaran bareng nyokap bokap gua di Tenggarong. Tapi tahun lalu gua lebaran bareng keluarga gua di Jember ma Banyuwangi. Karena rasa kangen yang berat akhirnya gua minta untuk kembali ke Tenggarong untuk lebaran tahun ini

Sebenarnya gua balik ke Tenggarong juga ada niat datengin si Ing yang rencananya baru balik ke Surabaya setelah lebaran. Jadi gua sudah ngerencanain mateng-mateng untuk balik dengan segera dan cari waktu yang memungkinkan dan selama mungkin untuk balik ke Surabaya biar gua bisa ma Ing di Tenggarong untuk waktu yang cukup.
Ing : "Mase, kesininya kalo bisa yang cepet."
Gua : "Iya cinta. Nanti aku cari waktu yang begitu kuliah libur langsung besoknya berangkat ke Tenggarong."
Ing : "Pulangnya yang lama sekalian. Kalo bisa seminggu setelah lebaran baru pulang."
Setelah rencana matang untuk di Tenggarong selama 10 hari saat lebaran dan penantian lama untuk bisa ketemu dia di Tenggarong, rencana gua tiba-tiba hancur.

Waktu itu gua baru pulang keliling Surabaya untuk cari pesanan bokap gua. Dalam keadaan pusing karena siang sampe malam gua jalan-jalan, tiba-tiba ada chat yang suasananya gak enak banget ma Ing.
Ing : "Mas, lagi ngapain? Bisa temanin aku gak?"
Gua : "Gak ngapa-ngapain cinta. Ada apa?"
Ing : "temenin aku aja pliss..."
Gua : "Iya cinta, aku pasti temenin. Ada apa sih?"
Ing : "Aku lagi bingung ini."
Gua : "Bingung kenapa sih sayangku?"
Ing : "Mas pilih mana? Mau ketemu aku lama tapi gak lebaran bareng, ato mau ketemu aku sebentar tapi lebaran bareng?"
Gua : bingung bukan main. Dari maen kartu sampe maen dakon. "Maksudnya apa?"
Ing : "Mas pilih mana? lebaran bareng tapi ketemunya sebentar apa ketemu lama tapi gak lebaran bareng?"
Gua : "Kamu mau kesini kah?"
Ing : "Iya. Mas, kecewa gak kalo aku kesana?"
Gua : "Kalo memang harus kesini sih ya gak papa."
Ing : "Mas kecewa ya? "
Gua : "Ya lumayan sih. Tapi kalo memang harus kesini sekarang ya mau gimana lagi."
Ing : "Maaf ya sayang. Padahal kita udah rencana mau balik ke Surabaya bareng. Tapi aku malah rusak rencana kita. Tapi kita bisa ketemu besok."
Ternyata yang membuatnya harus kembali ke Surabaya karena dia ada masalah dengan dosen walinya. Gua bener-bener gak habis pikir. Dia terpaksa beli tiket yang mahal hari itu juga waktu dia dapat kabar itu untuk ke Surabaya besoknya. Dengan keadaan yang kacau gitu tentu gua benar-benar kasihan. Gua temanin dia sampe dia tidur dan nahan pusing gua. Untungnya pusing gua cuma pusing kecil doang.

Besoknya, gua jemput dia di Bandara Juanda. Gua senang banget bisa liat dia lagi dalam waktu dekat. Benar-benar senang bisa liat senyumnya yang manis  yang selalu bikin gua luluh. Setelah sampai di kosannya, dia minta langsung anter ke kampusnya. Tapi dosen walinya gak ada sehingga dia harus balik lagi besoknya. Jadi seharian sampe malem gua hibur dia yang masih kacau karena bencana itu.

Gua : "Cinta, jadi kamu nanti lebaran gimana?"
Ing : "Gak tau mas. Mungkin di sini aja. Kan duit untuk pulangnya udah di pake untuk ke Surabaya ini."
Gua : "Padahal pengennya lebaran bareng kamu juga nanti di Tenggarong. Aku kan ke Tenggarong aslinya mau datengin kamu juga."
Ing : "Maaf ya sayang. Padahal aku yang minta kamu cepet-cepet pulang ke Tenggarong."
Gua : "Gak papa cinta. Ya namanya juga bencana ya mau gimana lagi kan. Kamu juga gak tau tiba-tiba malah jadi kayak gini."
Ing : "Iya, tau gini aku ikuti kata mase ngurus sendiri aja. Biasanya aku yang bilang coba nurut istri, sekarang malah kebalikannya."

Tapi selama dia di Surabaya, gua senang banget ada yang nemanin gua gak kayak waktu gua sendirian sebelum dia datang. Gua bisa liat dia lagi dan maen-maen lagi ma dia. Gua manfaatin betul-betul waktu yang ada ma dia sebelum gua pergi ninggalin dia ke Tenggarong. Rencana datengin dia yang berubah jadi ninggalin dia lagi.

Dia juga bener-bener manfaatin waktu yang ada ma gua. Dia minta gua datengin dia waktu sahur untuk nemanin dia dan minta semalaman suntuk ditemanin maen Texas Hold'em Poker, game Facebook yang ngetren. Dia keranjingan maen itu setelah gua pinjamin dia modem gua. Gua juga berani minjemin karena kos gua ada jaringan wireless-nya. Gua pinjamin biar kami bisa tetap berhubungan dari kos dengan biaya murah pake chatting Yahoo! Messenger. Lebih murah dari pada gua habisin pulsa untuk telpon ma SMS. Di YM kami juga bisa telpon-telponan via VoIP. Jadi sambil kami maen poker, kami juga nelpon lewat VoIP. Kami bisa maen semalaman sampe waktu sahur.

Sebenarnya dia maen poker itu gua suruh karena dia sering bosen di kos nungguin gua yang masih kuliah dan gua juga gak bisa nemenin dia.
Gua : "Kamu kan udah aku pinjemin modem itu. Masa' masih bisa gak ada kerjaan sih? Aku aja malah banyak pengen cemacem."
Ing : "Ya habis ngapain? Maen FB gak ada mase. Aku kan maunya OL kalo ada mase aja."
Gua : "Ya coba cari-cari apa kah, lanjutin blogmu yang mati itu, ato maen game kah. Kan di FB ada tuh game-game bagus."

Setelah gua minta cari maenan biar bisa nungguin gua. Dia malah jadi keranjingan maen poker dan gua diajak ikut maen sampe bisa semalaman gak tidur.
Ing : "Mase, malam ini maen poker yok!"
Gua : "Iya cintaa."
Bahkan setiap malam dan jadi permintaannya sebelum pisah setelah seharian jalan-jalan keliling Surabaya bareng.
Ing : "Mase capek gak?"
Gua : "Lumayan sih. Kenapa?"
Ing : "Mau gak malam ini maen poker sampe pagi?"
Gua : Ketawa lebar sampe rahang gua mau lepas. "Iya cintaaaa. Nanti kita maen poker."
Ing : "Tapi mas capek?"
Gua : "Ya kan biasanya tidur habis sahur."
Ing : "Sama sahurnya nemenin aku bisa gak?"
Gua : "Iya, nanti aku temenin."
Ing : "Nanti kita gak bisa telpon-telpon lagi, gak bisa chatting lagi, gak bisa maen poker lagi."
Gua : "Ya mau gimana lgi. Mau kamu bawa kah modemnya?"
Ing : "Ya aku bawa juga kamu yang gak OL. Kamu aja yang bawa. Aku juga mau ke Magelang gak mau bawa lappy."

Akhirnya lebaran tahun ini terjadi kebalikan dari tahun lalu. Tahun lalu gua datengin keluarga ke Jamber ma Banyuwangi dan dia pulang ke Tenggarong. Sekarang gua yang pulang ke Tenggarong dan dia datengin keluarga ke Magelang. Entah gua senang karena gua bisa datengin keluarga lagi, atau sedih karena gua ninggalin dia lagi.

Jumat, 27 Agustus 2010

Iri?

Iri? yah, ini menjadi sesuatu yang biasa. Namun apakah itu mengganggu? Apa yang mmembuat seseorang iri?

Sebenarnya cukup mudah apa yang membuat seseorang itu iri. Yang gua tau, iri itu biasa terjadi bila seseorang melihat kelebihan yang dimiliki orang lain yang tidak ada pada dirinya. Biasa lah seperti misalnya kalo Anda seorang suami yang punya istri.
Istri : "Pa, tetangga punya mobil bagus lho."
Suami : "Iya, Ma, nanti kalo papa punya rejeki beli mobil BMW M3 GTR."
Istri : "Pa, tetangga kalungnya bagus lho. Beli di Paris, Pa."
Suami : "Iya, Ma, nanti kalo ke Paris papa belikan."
Istri : "Pa, suami tetangga ganteng lho."
Suami : "NIKAH AJA LOE MA SUAMI TETANGGA!!"


Ini sering terjadi ma gua dan Ing, tapi tentu saja ceritanya berbeda dengan yang di atas. Apa yang biasanya jadi permasalahan timbulnya iri itu?
Ing : "Mas, temenku Windows 7-nya Home Basic katanya asli. Punyaku yang Ultimate, Mas."
Gua : "Lho? Kan jelas lebih bagus kamu lah cintaa."
Ing : "Tapi asli, Mas. Bawaan dari sana."
Gua : "Di update juga lah? Kalo gak dipake online ya sama aja."
Ing : "Jadi masih bagus punyaku kah?"
Gua : "Ya iya lah sayang."
Ing : "Hore, yang penting Windows-ku lebih bagus!"
Gua cuma geleng-geleng aja dengar itu.

Bahkan masalah iri-nya sering membuat gua ketawa.
Gua : "Emang kamu dulu sering iri kenapa?"
Ing : "Aku sering iri karena hitam, ngerasa jelek, gak pinter."
Gua : Ketawa sumringah sampe hampir copot rahang gua.
Ing : "Ko' ketawa sih? Aku serius ni, Mas. Aku kan pengen terlihat sempurna."
Gua : "Iya cinta. Aku ngerti."
Ing : "Masa' aku sering kalah dari dulu. dulu waktu wisuda SMA, sahabatku dua-duanya dapat dua medali, aku cuma dapet 1. Udah gitu aku gak keterima di SMA 3 Tenggarong, padalah semua temanku keterima. Kamu juga kan salah satu orang yang dulu bikin aku iri karena keterima di SMA 3. Udah gitu aku gak keterima di Unmul, tapi "itu" malah keterima."
Gua : "Ya tapi kan kamu masuk Unair kan. Jelas jauh bagus Unair lah dari pada Unmul. Kalo kamu keterima di Unmul pasti kamu kuliah di sana kan? Gak bakal di Unair."
Ing : "Iya sih."
Gua : "Kamu kalo keterima di SMA 3 kuat lah? Aku yakin kamu gak bakal kuat kalo masuk SMA 3 yang keadaannya parah kayak gitu."
Ing : "Tapi aku sering merasa kalah, Mas. Aku ga mau kalah lagi. Aku benci kalo kalah."


Tapi terkadang rasa irinya bisa menimbulkan perkelahian dan bikin gua sakit hati. Yaitu iri ma mantan gua yang padahal dia udah dapat lebih dari pada mantan gua. Posting ini yang bikin dia iri.
Ing : "Mas, posting tentang adikmu tercinta itu dapat note. Ko' posting tentang aku gak ada sih."
Gua : "Itu pesan untuk dia cinta. Itu masalah dulu ngapain kamu ungkit?"
Ing : "Ya tapi kan kesannya kamu lebih cinta ma dia dari pada aku. Dia ada itu tapi aku malah gak ada."
Gua mulai kesal karena dia iri dengan hal yang gak jelas.
Gua : "Kalo aku lebih cinta dia dari pada kamu kenapa aku mau apa aja untuk kamu? Kamu tau sendiri kan aku gimana ma kamu? Kamu masih gak percaya kah?"
Ing : "Tapi kan kesannya lebih di dia dari pada aku. Aku gak ada."
Gua : "Jadi kamu ngerasa cerita tentang kamu itu gak sebagus dia?"
Ing : "Tapi kan kalo sekilas jelas lebih dia dari pada aku sampe dapat note kayak gitu."
Akhirnya pertengkaran menjadi panas dan hebat karena masalah itu. Gua jelas gak terima karena gua ngerasa cinta gua kayak gak dianggap hanya karena masalah itu. Dan dia tidak terlalu memikirkan faktor lainnya. Tapi pertengkaran berhasil diselesaikan. Gua cerita semuanya apa yang ada di hati gua saat dulu dan saat itu. Apa yang seharusnya membuat dia tidak perlu iri akan semua hal yang tidak perlu.


Bisa gua bilang, iri itu bukan hal yang luar biasa namun sebenarnya bagus dalam keadaan tertentu. Itu dapat memotivasi diri untuk menjadi lebih baik. Namun kita seharusnya tidak perlu iri dengan apa yang sudah kita dapatkan. Itu merupakan hal yang terbaik untuk diri kita. Seperti yang biasa kita dengar, "Kita berusaha, Allah yang menentukan." Jika kita tidak mendapat apa yang kita inginkan, janganlah membencinya tapi buat itu menjadi motivasi karena Allah memiliki rencana yang lebih besar dari apa yang kita ketahui. Dan bangga lah dengan apa yang kita dapatkan saat ini walaupun itu tidak lebih baik. Dengan rasa bangga itu kita bisa menjadi lebih baik dari apa yang kita bayangkan.


Untuk Ingku yang tercinta : Tolong jangan lagi merasa iri dengannya karena kamu sudah mendapatkan diriku. Dan aku sudah merelakan apa pun untuk kamu. Sebenarnya apa yang kamu dapatkan selama ini lebih dari dia. Dan aku menganggapmu lebih dari siapa pun.

Jumat, 20 Agustus 2010

Puasa Ngapain? Ngebo?

Sebenarnya ini yang paling tidak dianjurkan waktu puasa. Tapi inilah yang terjadi ma gua. Gua berhasil menjadi KEBO saat puasa. Gua hampir gak ada keluar kamar selain makan, mandi, buang air kecil dan besar, beli pulsa, dan sejenisnya. Jadi ngapain gua selama puasa?

Sebenernya gua gak bener-bener ngebo sih yang cuma MTN yang menjadi kode sandi orang jawa. Mangan-Turu-Nelek. Gua hampir gak ada keluar kamar selain ada keperluan. Jadi ngapain gua di dalam kamar. Tentu saja TIDUR!!

Tapi jelas tidak sesadis itu lah. Gua juga sempat sholat fardu dan taraweh. Jadi ngapain gua di dalam kamar? Gua kembali memodifikasi blog gua, dan kembali bermain di dunia blog.

Gua kembali ngidupkan blog gua kembali. Blog ini salah satunya. Selain itu blog yang gua hapus dulu sekarang gua buat lagi dengan judul dan URL yang sama. Yaitu Sekedar Opini Renaldy yang isinya berita, tips, opini, dan lain-lainnya. Yah, sebenarnya lebih ke coretan liar gua. Untuk Fauna Kaltim, gua belum ngidupin karena buku yang gua punya masih ada ma pacar gua yang tercinta, Ing, yang masih gua tinggal di Tenggarong.

Untuk blog ini gua update tiap minggu. Dan untuk Sekedar Opini gua update klo ada berita bagus. Untuk sementara berita yang bagus gua dapat tiap hari. Entah kalo gua udah kuliah lagi dan disibukkan seperti apa blog ini. Tapi gua udah punya pendukung yang yahud. Akses internet Wifi di kos gua. Dengan ini, gua bisa posting di kos dan gak perlu pergi ke warnet lagi.

Selain ngeblog, gua juga chating di kamar ma Ing. Inilah yang bikin gua suka mengurung diri di kamar kos.
Ing : "Mas, OL yok! aku kangeeen"
Gua : "Iya cintaaa. aku OL ini."
Yah, gua ya sayang-sayangan plus kangen-kangenan lewat Yahoo! Messenger. Entah gua rayu lah, gua apain lah. Tapi untuk gombal entah pembaca bilang apa. Gua bilang gua gak gombal karena dari versi gua, Gombal adalah suatu kata provokatif yang digunakan untuk menarik lawan jenis dengan pernyataan-pernyataan yang tidak sesuai fakta. Tentu gua gak gombal karena itu apa adanya di hati gua.
Masalah :
1.Terlalu Sok Ilmiah,  
2.Apakah kata terakhir bisa dikategorikan gombal?

Yang bikin gua bisa dibilang KEBO adalah, gua bisa tidur sampe Jam 12! MANGSTAB!! Rekor waktu bangun tidur tersiang tercatat bangun pada pukul 13.00. Jadi begitu bangun, gua langsung Sholat Dzuhur.

Kenapa gua berhasil tidur selama itu? apa gua bener-bener meng-KEBO ria? Gua sebenernya pengen bangun pagi. Tapi karena berbagai masalah, gua berhasil bangun siang. Jadi apa yang bikin gua bangunnya siang banget?

Gak tidur malam. Tepat! Gua gak tidur setiap malam sampe setelah Sholat subuh. Ngapain gua malam gak tidur? Yah, bermesraan dengan Ing dari jarak jauh melalui aplikasi jarak jauh yang murah Yahoo! Messenger. Selain gua lebih gampang ngetik, dia juga keluar pulsa lebih dikit dari SMS karena pengiriman data dari chatting kecil.

Sebenernya gua gak pengen malam gak tidur. Tapi ada aja yang bikin gua gak bisa tidur.
Ing : "Maas, aku gak bisa tidur. Temanin naah."
Gua : "Iya, aku temanin deh cintaaaa."
Akhirnya gua temanin dia sampe subuh.
Besoknya,
Gua : "Cinta, aku besok pengen bangun pagi, aku tidur sekarang ya."
Ing : "Tidur hak. Aku nungguin Mas sampe sahur."
Gua : "Cintaaa, kamu tidur juga gih."
Ing : "Gak mau. Aku mau nungguin Mas aja."
Gua : "Gak mau. Nanti aku tidur kamu kesepian, aku bangun pagi kamu gak nemenin."
Ing : "Mas kan paginya sibuk. Gak bisa nemanin juga."
Gua : "Hmmmmh... Gak mau. Pokoknya kamu juga mesti ikut tidur. Kalo gak aku gak tidur juga neh."
Ing : "Mas kan ada urusan besok pagi."
Gua : "Ya gak usah tidur aja sekalian."
Ing : "Tapi Mas harus tidur."
Gua : "Tapi kalo kamu gak mau tidur aku gak mau. Aku kan pengen liat kamu di mimpi."
Akhirnya dengan beberapa rayuan, dia mau tidur.

Sayangnya itu gak bertahan lama. Gua denger ada SMS masuk di hape gua satu jam setelah gua ngerayu dia tidur. Gua yang kebetulan belum tidur liat SMS itu.
Ing : "Maaas, aku gak bisa tidur, Mas pasti udah tidur ya?"
Gua : "Aku juga gak bisa tidur cintaaaa. Yaudah, kita SMSan aja."
Jadinya kami SMSan ato online Yahoo! Messenger sampe sahur. Setelah sahur, gua sholat subuh dan akhirnya gua ma dia bisa tidur.

Bangunnya siang banget, buka blog, cari berita, SMSan ma Ing. itu yang justru jadi rutinitas puasa kali ini bikin gua bosan. Gua pengen jalan-jalan gak ada Ing yang nemanin gua kemana-mana kayak puasa tahun lalu. Gua bener-bener kangen ma Ing yang biasa nemanin gua ngapain aja.

Sabtu, 14 Agustus 2010

Terburu-buru Pangkal Malu

Selamat datang para pembaca yang baik hati, budiman, tidak sombong dan rajin menabung yang tersesat masuk ke blog ini dan terpaksa membaca posting gua ini. Kalo yang dulu sering dateng ke blog gua dan berharap ada posting dari gua pasti kaget kenapa ko' udah berubah setelah gua balik. Untungnya tidak ada yang keget karena gak ada yang penasaran ma blog gua kayak dulu. (Pede banget ada yang penasaran ma posting lo yang gak jelas ini.) Hehe...

Biarpun Berubah sangat besar, tapi gua tetap pegang tema hijau. Kenapa hujau? Sebenarnya gua lebih suka ma hitam ketimbang ijo, tapi gua mau blog ini menghibur dan menyegarkan otak para pembaca dengan cerita gua. Karena kebanyakan orang bilang kalo ijo itu punya makna segar, makanya gua lebih milih warna ijo untuk blog gua ini.

Nah, kembali ke topik. Bek tu de kes, (bahasa inggrisnya maksa)

Kalo lo sering dengar hemat pangkal kaya, rajin pangkal pandai, bersih pangkal sehat, pohon pangkal pinang, dan sejenisnya. Apa lo pernah denger Terburu-buru pangkal malu? Yup, terkadang lupa juga bisa membawa masalah. Entah besar ato kecil. Semisal, Gimana kalo elo lupa pake celana? Apa kah yang terjadi? Apakah itu masalah? Untunglah gua gak pernah lupa pake celana.

Jujur gua orangnya pelupa dan agak ceroboh. Tapi gua gak pernah lupa pake celana lho ya. Entah kenapa gua suka terburu-buru. Kalo mau pergi pasti ada aja yang ketinggalan. Sering gua mondar-mandir di kos kalo mau pergi misalnya datangi cewek gua Ing. Biasanya alurnya :
Keluar kamar > kunci pintu > datengin jupe (motor gua) > balik ke kamar > buka pintu > ambil jaket > keluar kamar > kunci pintu > datangi jupe lagi > kembali ke kamar >ambil helm > keluar kamar > kunci pintu > datangi jupe lagi > akhirnya pergi.

Tapi begitu gua  sampe di tempat Ing akhirnya gua baru sadar kalo gua kelupaan bawa STNK! Padahal di Surabaya kalo mau ke emol ato tempat umum lainnya harus bawa STNK waktu mau parkir motor. Terpaksa gua balik lagi ma Ing ke kosan gua. Terkadang gua juga lupa bawa jam tangan, tapi itu bukan perkara yang besar karena gua gak pernah lupa bawa hape. Kalo gua pergi yang selalu gua ingat dan tidak pernah lupa cuma dua hal yaitu hape ma dompet yang stand by di kantong gua.

Tapi masalah dompet gua pernah lupa bawa dan menjadi masalah yang besar. Gua lupa bawa dompet waktu pergi ke Banyuwangi dari Jermberrumah mbah gua. Gua sadar dompet gua ketinggalan di jember waktu gua udah hampir nyampe Banyuwangi. Gua baru merasakan ada yang aneh dengan kantong belakang gua waktu istirahat keluar dari mobil. ADA YANG ANEH MA PANTAT GUA!! gak ada dompet yang ganjel pantat kanan gua. Untungnya Mbah Kung Arjasa (karena tempatnya di kecamatan Arjasa, Jember) mau balik ke Jember dan besoknya mau kembali ke Banyuwangi. Gua bener-bener terlalu merepotkan Mbah gua. Maaf banget ya Mbah... Cucumu ini terlalu merepotkan.

Ngomong-ngomong masalah celana, gua juga sebenernya pernah kelupaan. Bukan lupa pake celana lho ya. Gua pernah lupa bawa celana dalam ganti waktu ke Banyuwangi. Akhirnya gua pake celana dalam yang sama selama seminggu. Gara-gara insiden itu Ing selalu ingatin gua kalo gua mau pergi jauh.
Ing : "Mase, jangan lupa bawa celana dalam lho ya.."
Gua : Iya cintakuuuu...."
Begitu liat dia SMS gitu gua jadi pengen nyubit pipinya seandainya dia di sebelah gua

Entah biar pun gua sudah ingat untuk bawa celana dalam setiap bepergian, ada aja yang ketinggalan. Yang keterlaluan, liburan lalu gua lupa bawa kalung yang mau gua kasih untuk perayaan 1 tahun gua jadian ma Ing ke Tenggarong. Padahal gua udah ngerencanain ngasih itu tepat waktu hari itu. Gua benar-benar ngerasa kecewa gara-gara itu. Tapi kalung itu gua ganti dengan cincin yang gua beli ma dia waktu perayaan Erau di Tenggarong (Perayaan adat khas Kutai). Kembali ke Surabaya pun gua kelupaan bawa kopiah gua. Paraaaah...

Yang memalukan, waktu gua kerumah Ing untuk nemanin gua ke dokter THT karena kuping gua ada masalah. Perlengkapan yang gua perlukan standar doang, dompet, jaket, dan hape. Gua ke garasi yang gelap untuk ngambil motor nyokap gua dan berangkat ke rumah Ing. dengan santai dan tanpa masalah gua jalan ke rumah Ing yang gak jauh dari rumah gua. Setelah sampai dan naik ke teras rumahnya, gua baru sadar waktu ngelepas sendal gua. SENDAL YANG GUA PAKE BELANG ALIAS BEDA SEBELAH!!
Ing : "Mase, ko' bisa gak sadar kalo sendalnya beda? Padahal sebelahnya jepit sebelahnya bukan."
Gua : Cuma ngeringis dan menjawab, "Gak terasa. Garasi gelap sih." Gua ngelontarkan alasan.
Ing : "Pake sendalnya Papa aja ya."
Gua : "Gak usah. Gak bakal diliat juga."
Papanya datang bawain sendalnya untuk gua pake.
Gua : "Gak usah, Pak. Pake ini aja. Gak bakal diliat juga ma orang."
Papa Ing : "Gak papa, pake aja ini."
Ing : "Kita ke dokter juga. Sendalnya kan dilepas waktu masuk ruangnya dokter, diliat orang ya aneh lah."
Gua : "Ah, cuma malu dikit."
Ing : "Pake aja pokoknya."
Akhirnya gua ngalah dan make sendal bokapnya. Sumpah gua malu akhirnya malah pake sendal bokapnya.

Sepulang dari dokter dan jalan-jalan dikit ma Ing, Nyokapnya udah datang dari pasar. Nyokap ing punya toko di Pasar Tangga Arung dan baru ada malam hari.
Mama Ing : "Ko' bisa itu lho sendalnya lain sebelah?"
Gua : "Ya habisnya garasinya gelap, Bu."
Mama Ing : "Ing, di foto itu. Sendal Mas waktu nge-date ke rumah."
Akhirnya gua jadi bahan pembicaraan yang sangat hangat waktu itu.

Akhirnya gua berhasil meninggalkan kesan yang memalukan ke calon mertua gua. Tapi kesan itu pasti paling mudah mereka ingat.

Jumat, 06 Agustus 2010

Akhirnya Posting Lagi

Wahai pembaca yang budiman dan dermawan serta baik hati, tidak sombong, dan rajin menabung. Lagi-lagi saya minta maaf karena saya terlalu lama tidak posting. bahkan bisa saya katakan kesalahan

ini tidak dapat dimaafkan. Bukan hanya blog Sekedar Iseng ini saja yang menjadi kehilangan pembaca. Bahkan Fauna Kaltim sudah tidak ada penambahan innformasi tentang hewan langka lagi, juga Web komunitas yang saya kelola, Tenggarong Blogger Community, telah ditutup karena saya tidak bisa membayar uang sewa hosting dan domainnya.

Mengapa saya tidak posting terlalu sangat dan benar-benar terlalu lama sekali? Bisa saya katakan saya masih kurang bisa meluangkan waktu untuk menulis karena kegiatan saya yang banyak. Bukann hanya itu, saya sering jatuh sakit karena kesibukan saya di masa perkuliahan ini.

Sebenarnya bisa dibilang ini ketidak mampuan saya dalam mengatur waktu yang saya miliki. Bahkan dari ketidak mampuan saya, IP saya pun benar-benar mengkhawatirkan saat ini. Yah, karena keadaan tertekan ini saya lebih baik mengevaluasi diri selama liburan ini.

Keluar dari masalah itu dankembali ke gaya bahasa Elo Gua, gua punya hot picture yang gua punya sendiri. Ini dia :

Pertanyaan : Apa yang ada dibenak anda jika melihat gambar tersebut?
a. Buset loe! Gak ada ngundang-ngundang gua loe nikah!!
b. Selamat ya! Moga hidup bahagia selalu.
c. Bini loe cantik banget! Beda banget ma elo yang ancur banget.
d. Ah, boong aja itu. Gak mungkin elo nikah ma cewek yang cantik kayak gitu.
e. Wah, tu cewek cantik banget! Gak mungkin elo ma cewek kayak gitu. Itu cewek cocok ma gua. (Untuk yang pilih e siap-siap dapat hadiah bogem mentah dari GUA!!)

Jadi jawaban yang benar adalah itu bukan pernikahan gua ma Ing, tapi pernikahan Kakaknya Ing. Karena kebetulan pelaminan gak kepake karena sang mempelai asik karaokean, kami pake aja untuk foto-foto. Hehehehe.....

Saat acara juga Ing minta ma nyokapnya biar sekalian 2 mempelai menikah.
Ing : "Mama, coba sekalian aja nikah 2 pasang gitu."
Mama Ing : "Ya maunya gitu tapi kamu belum waktunya."
Yah, gua juga cuma senyum-senyum aja. Tapi gua juga pengen banget bisa cepat nikah.
Gua diacara itu juga bantu-bantu macem-macem. Dari acara itu gua jadi banyak masukan gimana nanti acara gua nikahan ma Ing 5 tahun lagi (Insya Allah, AMIIIIN!!)

Acara itu diadakan waktu gua liburan kembali ke Tenggarong 1 hari setelah ulang tahun gua, dan 1 hari sebelum hari kami jadian. Btw, gua ganteng kan pake batik? Cewek gua juga cantik banget kan? (Iya, cewek elo cantik, tapi elonya ancur) *gua nyiapin bata merah*

Dan sekarang gua sudah di Surabaya kembali meninggalkan cewek gua yang cantik dan manis di Tenggarong dan juga keluarga gua untuk persiapan acara Himatektro Computer Course 2010 (HCC 2010) dan juga kuliah gua nanti akhir Agustus. Untuk HCC 2010, gua kira bakal akhir Juli dimulai sesuai rencana awal yang dadakan, ternyata diundur karena acara terlalu dadakan dan proposal ditolak karena waktu acara. Jadinya Kepergian gua ke Surabaya dilanda kesia-siaan. Ing pun agak kecewa begitu dengar kalo acara yang jadi alasan gua balik ke Surabaya diundur.
Ing : "Yah, tau gitu kenapa gak balik ke Surabayanya pertengahan Agustus aja?" dengan nada ngambek.
Gua : "Ya kenapa kamu gak ikut aku aja sekalian kamu ngurus SPP itu?"
Ing : "Aku kangen ma kamuuu...."
Gua : "Aku juga kangen banget ma kamu. Aku sendirian aja nih disini. Coba kamu ikut aja nemanin aku disini."

Biar begitu gua juga gak merasa benar-benar nganggur karena gua bisa bantuin Boz HCC 2010 di Sekretariat Divisi Workshop Himatektro ITS, dan bisa hadir di berbagai rapat Sie Publikasi dan Dokumentasi International Electrical Engineering 2010. Tapi rasa kangen gua ma Ing bener-bener terasa nyiksa karena gua merasa kesepian tanpa dia. Selama ini kalo pengen ketemu tinggal SMS dan langsung ketemu gitu aja karena kos gua ma dia deket. Tapi sekarang udah terpisahkan oleh lautan (Cieeeee.... Berat bahasanya) dan hanya bisa ngungkapin ke kangenan dengan SMS dan online Yahoo Messenger aja dengan Video chat. ini salah satu cuplikan chat kami :
aldy_lonehack : kangeeeeeeeeen
aldy_lonehack : pengen nyubit pipimuuuuu
Indah Sayang : aku juga cintaaaaa....
Indah Sayang : kangeeeeeeeeeeeennnnnn

Hahahaha.... Ya itu hanya cuplikan kecil. Silahkan bayangkan jika di SMS seperti apa. Dan ini berlangsung selama sekitar 2 minggu dan akan seperti ini selama 4 minggu lagi. Hasilnya jelas menghabiskan benar-benar sangat banyak sekali pulsa untuk berhubungan sangat jauh. Bukan hanya itu, gua pernah hampir nangis gara-gara kesepian dan kangen ma Ing,
aldy_lonehack : Iiiiiiiiiiiih...
aldy_lonehack : kmu niiiiiii
Indah Sayang : iiiiiiiiiiiiiiihhhhhhhhhhhhhhh
aldy_lonehack : bikin aq hemes trus
Indah Sayang : saiaaaang iniiiiiiii
aldy_lonehack : hmmmmmmmmmh
Indah Sayang : hmmmmmmmmmmmmm.....
aldy_lonehack : Haaaaaaaaa
Indah Sayang : cintaaaaa.... cintaaa......
aldy_lonehack : bikin aaq gemes truuuuuuus
aldy_lonehack : hmmmmmh
Indah Sayang : knapaaa??? kok gemezzzz????
aldy_lonehack : Aq jdi pengen ketemuuuuuuu
aldy_lonehack : huaaaaa
aldy_lonehack : km g bsa kesini lgi tuuuu
Indah Sayang : kn barusan uda ktmuu???
aldy_lonehack : aq jg g bsa ksnaaaa
aldy_lonehack : aq pengen ktmu beneraaaaan
Indah Sayang : saiaang nih iiiihhhhhhh.... bkin aku kgen terusss
aldy_lonehack : Aq nangis beneran ini
Indah Sayang : ayo buzz2an lg...
aldy_lonehack : hmmmmh
Indah Sayang : jgn ngis dong cintaa....
Indah Sayang : ntar aku jdf ngis jg lhooo
aldy_lonehack : hmmmh
aldy_lonehack : aq kangeeen
Indah Sayang : aku khennn bgtt sma masee
aldy_lonehack : pengen bgt naaa ktmuuu
Indah Sayang : tuuu smpe salah2 tulis mulu drtd
aldy_lonehack : aq g tahaaan
Indah Sayang : aku jg pgennn bgt naaa ktmu nya cintakuu
aldy_lonehack : aq jdinangis naaaaa
Indah Sayang : ak jg g tahannnnnnn
Indah Sayang : ehhh... jgn lpa mas puasa..
Indah Sayang : nnti batal puasanya
aldy_lonehack : hmmmh
Indah Sayang : klo aku kn lg g puasa
aldy_lonehack : hmmmmmmh
Indah Sayang : i luph massss..... puooooolllll
aldy_lonehack : hmmmmh
Indah Sayang : hehehehe....
Indah Sayang : saiaang... saiaang...
Indah Sayang : kok g ngmg??
Indah Sayang : drtd buzz22n doang
aldy_lonehack : hmmmmh
aldy_lonehack : aq bner2 kangen naaa
aldy_lonehack : aq sndrian aja dsni
aldy_lonehack : g ada sapa2
Indah Sayang : aku juga bener2 kangen naa saiaangku...
Indah Sayang : aku pengen temenin mas disana.. tp gmna??
Indah Sayang : aku cuma bisa temenin mas dr sini aja
Indah Sayang : i luph uuu :
Indah Sayang : hiaaaaaaaaaaa.........
Indah Sayang : kuangeeeeennnnnnnnnn polllllllllllll
aldy_lonehack : aq jgaaa
aldy_lonehack : pengen nangis ini naaaa
Indah Sayang : saiaang g boleh nangis.. nnti puasanya batal lhoooooo
aldy_lonehack : hmmmmh
aldy_lonehack : aq kangen naaa
aldy_lonehack : km g dsniii
Indah Sayang : aku jg kgn naaaa

Satu-satunya harapan gua sekarang cuma Moga bisa ketemu Ing segera.

Jumat, 01 Januari 2010

Sakit yang Menyiksa di Surabaya

Lagi-lagi gua minta maaf karena gua udah lama gak posting karena gua kebiongungan kapan waktu gua untuk nulis. Terima kasih banyak untuk para pembaca gua yang ganteng, cantik, baik hati, ramah, tidak sombong dan rajin menabung yang masih mau menunggu postingan gua yang garing abis ini. Cerita ini udah lama gua simpan dan gua edit dan tambahin waktu gua ada waktu luang. Gua sering ada pikiran untuk posting tapi pas gua udah berdua doang dengan laptop gua dan siap menulis, tiba-tiba gua diingatkan ma tugas yang numpuk. Hufff....

Akhirnya setelah beberapa lama gua tinggal di Surabaya sebagai mahasiswa jurusan Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember yang ganteng dan rupawan, (Yang mau muntah silahkan muntah dulu sebelum melanjutkan membaca) gua berhasil jatuh sakit selama beberapa hari dengan indikasi panas naik turun ke puncak gunung tinggi tinggi sekali (Kayak lagu aja… :p), pusing-pusing, lemas, tak berdaya, dan kekurangan ganteng.

Dari judul, bukannya gua dapet penyakit hebat yang baru pertama kali ada di Surabaya. Tapi gua yang baru pertama kali sakit hebat di Surabaya. Sebenarnya sudah lama gua sakit, tapi cukup gua bawa istirahat doang dan akhirnya bisa sembuh. Tapi lama-kelamaan gua semakin melemah dan akhirnya sakit gua parah hingga gak berdaya. Sekitar hari minggu gua mulai pusing dan agak panas setelah jalan ma pacar gua. Gua juga janji kalo besok masih gak enak badan gua bakal ke Medical Center. Ternyata paginya sakit gua udah berkurang. Karena gua ingat ma nilai-nilai kuliah gua yang gila parah banget, gua maksain ke kampus biarpun masih sedikit pusing. Tapi ternyata pusing gua mulai kumat sorenya. Gua juga sempat minta tolong ma Fina untuk jaga-jaga.
Gua : “Fin, kalo besok aku gak masuk, tolong TA ya?” (TA = Titip Absen)
Fina : “Emang kenapa,Dim?”
Gua : “Kayaknya penyakitku kambuh lagi. Tekanan darah rendah.”
Fina : “Oke deh! tenang aja.”
Gua : “Makasih ya, fin! Aku pulang dulu istirahat.”

Dan ternyata gua makin mampus malamnya. Untunglah gua punya pacar yang bener-bener baik mau merhatikan gua.
(percakapan ini adalah SMS melalui Hp N 70 dan 5610 XpressMusic)
Ing : “Sayang lagi ngapain?”
Gua : “Lagi istirahat sayangku. Kamu udah makan kah sayang?”
Ing : “Aku udah makan. Gimana sakitmu? Masih?”
Gua : “Lumayan sayangku. tapi aku tadi pulangnya cepet karena sedikit pusing.”
Ing : “Kamu makannya mie terus sih. Udah makan kah sayangku?”
Gua : “Hmm… Udah sih.”
Ing : “Makan mie ya?”
Gua : “Iya, habis gak bisa kemana-mana.”
Ing : “Tadi ke Medical Center gak?”
Gua : “Nggak sayangku. Habisnya tadi mulai agak mending sih. Tapi ko’ sekarang malah tambah parah ya?”
Ing : “Pokoknya besok harus ke Medical Center lho ya. Harus diperiksa biarpun besok sudah enakan.”
Gua : “Iya sayangku. Insya Allah.”

Besok pagi gua mulai enak lagi. Gua makin heran dengan sakit gua yang dibawa tidur langsung agak enakan. Tapi gua tetap gak masuk untuk istirahat dan periksa ke Medical Center. Pagi itu Ing SMS lagi,
Ing : “Mau ku bawain makan kah? Mau makan apa?”
Gua : “Gak usah sayangku. Aku masih ada mie ko’”
Ing : “Kamu lagi sakit malah makan mie lagi. Kamu mesti makan nasi. Mau ku belikan apa?”
Gua : “Gak usah sayangku. Aku pengen makan mie. Lagi pula ini akhir bulan, uangku habis gak bisa gantiin makananku.”
Ing : “Gak usah. Pake uangku aja dulu.”
Gua : “Gak mau. Kamu juga kan lagi boke’ juga.”
Ing : “Uangku masih cukup. Masih bisa beliin kamu malahan. Dari pada kamu makan mie. Ku belikan pecel ya?”
Gua : “Hmm… Ya deh kalo gitu. Sembarang aja.”
Akhirnya gua nyerah dan membiarkan dia beliin gua makan. Sebenarnya lumayan seh :p tapi gua ya gak enak. Kan pengennya gua yang bayarin. Gua bener-bener beruntung dapet pacar yang baek dan cuantik puol kayak dia.

Siangnya gua ke Medical Center. Yang gua tau biaya periksanya gratis jadi gua pilih Medical Center biarpun Mas Bayu bilang kurang terpercaya. Gua masuk ke Medical Center kedua kalinya, yang pertama gua datang untuk tes kesehatan masuk ITS. Suasananya sepi banget. Gua ngelongo karena di meja resepsionisnya gak ada orang. Agak lama gua kayak orang bego ada yang manggil gua di meja resepsionis tiba-tiba muncul. Ni orang disana kapan? Kayak jin aja tiba-tiba muncul dari situ. Setelah gua registrasi akhirnya gua nemuin dokter. Gua masuk dokternya masih sibuk nelpon. Akhirnya assistennya yang nanya keluhan gua,
Assisten : “Sakit apa?”
Gua : “Badan saya agak panas naik turun, waktu bangun agak pusing, sama rasanya lemes banget.”
Bu dokter langsung ngasih isyarat ke assistennya untuk periksa tensi darah gua. Tapi ternyata tensi darah gua normal. Gua malah jadi bingung. Setelah itu akhirnya Bu Dokter berhenti nelpon dan mulai nanyain gua sambil nyatet keluhan gua,
Bu dokter : “Sakitnya panas, pusing, panasnya demam?”
Gua : “Gak tau sih. Yang pasti panas saya naik turun gak jelas gitu.”
Bu dokter : “Pusingnya muter ato nyeri?”
Gua : “Ya rasanya nyeri dok. Pas bangun dari tidur ke posisi duduk langsung sakit, apa lagi kalo berdiri.”
Bu dokter : “Batuk ato pilek?”
Gua cuma geleng-geleng.
Bu dokter : “Tenggorokan sakit gak?”
Gua : “Ya lumayan sih.”
Bu dokter : “Buka mulutnya.” Sambil nyenterin mulut gua.
Gua : “Aaaaaah……” Buka mulut selebar-lebarnya sampe mungkin bisa nelan Bu dokter.
Bu dokter : “Ooooh, sakitnya Cuma karena radang tenggorokan. Kasih minum paracetamol ma atibiotik aja ya.”
Gua : “Oh, makasih ya bu.” Jawab gua dengan tenang.
Lalu gua keluar ruangan dank e apotik dalam medical center.
Apoteker : “Ini obat demamnya diminum 3 kali sehari, kalo udah gak panas lagi bisa berenti minum. Antibiotiknya 2 kali sehari diminum sampe habis.”
Gua : “Oiya, makasih. Berapa semua?”
Apoteker : “Gak usah bayar.”
Gua : Oh, makasih banyak ya.”
Ternyata berobat di medical center hanya perlu biaya Rp. 0 doang!

Malamnya Ing dating ke kos gua bawa makanan,
Ing : “Udah ke medical center tadi? Mana obatnya?”
Gua : “Ini sayangku.”
Ing : “Surat ijinnya udah minta?”
Gua : “Gak usah. Paling besok udah sembuh. Katanya cuma radang tenggorokan aja.”
Ing : “Radang tenggorokan aja. Kamu perlu istirahat sayang. Kalo besok masih sakit gimana?”
Gua : “Ya TA aja. Paling besok sembuh ko’. Sekarang aja udah agak mendingan ini.”

Ternyata besoknya gua masih panas, lemas, terkapar, dan tak berdaya. Gua nyesal gak minta surat ijin kemarin dan tu dokter keterlaluan banget ngomong “cuma” dengan sangat tenang. Akhirnya gua masih minta tolong tuk TA ma temen gua. Kenapa tidak terjadi seperti ini,
Bu dokter : “Gawat! Sodara terkena radang tenggorokan dan ada kemungkinan tidak bisa mengikuti kegiatan kuliah besok!”
Gua : “Apa! Tidaak! Apa yang harus saya lakukan?”
Bu dokter : “Saya akan memberikan resep obat untuk anda minum agar cepat sembuh.”
Gua : “Bagaimana dengan kuliah saya?”
Bu dokter : “Saya akan memberikan surat ijin agar anda bisa beristirahat dengan tenang.”
Gua : “Bu dokter! Anda memang dokter yang hebat!” Sambil meneteskan air mata.
Bu dokter : “Anda pasti akan segera sembuh dengan cepat.”
Gua : “Makasih Bu dokter.” Lalu berpegangan tangan sambil nangis-nangis Bombay. (Asli LEBAY gila!! :D)

Setelah beberapa lama, akhirnya gua sembuh dan beraktifitas layaknya mahasiswa baru gila yang ganteng. Gua lanjutin kerjaan gua jadi Dokumentator Electrical Sport Tournament dan mengambil gambar-gambar volley yang keren. Tapi setelah beberapa hari kerjaan gua terhambat lagi.

Gua diajak Mas Bayu, Atasan panitia dokumentasi sekaligus sepupu gua, untuk mesan banner. Awalnya dia yang bawa motor gua karena gua gak tau tempatnya setelah kembali ke kampus gua yang bawa. Karena ada panggilan karena acaara udah mulai gua mulai aksi gua bergila dengan motor Jupiter MX kesayangan gua yang bandel dan mantap. Tapi ternyata gua berhasil menyerempet orang. Gua berhasil ngindarin, tapi gua gagal nyeimbangkan dan akhirnya gua jatoh. Mas Bayu gak ada luka parah. Gua bangkit tapi gak tau kenapa tiba-tiba gua jatoh lagi. Padahal kaki gua masih mulus gak ada luka. Kaki kiri gua benar-benar sakit! Gak tau kenapa gua melemas, penglihatan gua kabur selama 10 menit, gua gak denger apa yang mereka omongin, tapi gua maasih duduk mengistirahatkan diri. Setelah gua istirahat sedikit dan kesadaran gua kembali,
Mas Bayu : “Habis ini kita ke Rumah Sakit.”
Gua : “Hah! Rumah Sakit! Gak ada alternative lain kah?”
Mas Bayu : “Emang kenapa dengan rumah sakit? Kamu Gak bisa berdiri gitu harus diperiksa ada yang retak ato apa kah.”
Gua : “Gak usah. Aku gak suka bau rumah sakit. Lagi pula ini bawa istirahat juga sembuh ko’. Gak usah ke rumah sakit.”
Mas Bayu : “Kamu udah bandel ku bilang gak usah cepet-cepet, sekarang gak usah bandel juga, kita ke rumah sakit periksa kakimu itu.”
Akhirnya gua nurut dan dengan pincang gua ikuti apa yang Mas Bayu bilang.

Setelah diperiksa di Rumah Sakit Dr. Soetomo dan divonis robek otot, gua pulang diantar Cak Wid yang nyusul gua dari Jurusan dengan Unyum ke kos. Hari dimana gua terkapar tak berdaya dan Ing yang membawakan makanan ke gua kembali terjadi selama beberapa hari. Setelah itu gua ke kampus dengan pincang dan berharap tebengan dari teman-teman gua yang baik hati mau nganter gua karena gua masih gak bisa naek motor. Gua sengsara gak bisa kemana-mana dengan bebas sampe nyusahin teman gua untuk nganterin gua.

Sampe sekarang pun kaki gua masih sakit gak bisa nekuk, tapi gua udah bisa jalan dengan ganteng tanpa pincang dan naek motor dengan ganteng. Gua cuma gak bisa duduk melipat kaki gua dan jongkok. Gimana gua solat dan boker? Gua solat cuma bisa duduk dengan kaki kiri di depan menekuk sebisa mungkin, dan kaki kiri melipat seperti sholat biasa. Kalo boker gua….. *Hening sebentar* Yang itu pikir sendiri deh. Imajinasikian aja sesuka anda bagai mana caranya gua boker dengan nikmat saat kaki kiri gak bisa nekuk jauh.

Oh iya, liburan natal setelah UAS gua ke Malang barang Ingku yang tercinta. Kami pergi jalan-jalan datangi teman sekota kami, Gri, Adi, dan Mamet. Kami pergi ke Malang dengan bis.
Di terminal Ing yang nuntun gua. Gua asli kayak orang bego karena gak pernah naek bis. Setelah naik bis, kami akhirnya berangkat. Entah kenapa baru sebentar dan belum jauh dari Surabaya bis macet dan terpaksa kami pindah bis. Gara-gara pindah bis kami terpaksa tidak berdampingan karena mendapat tempat yang terpisah. Ah! Sial! Terasa lama dan sangat gak enak perjalanan ini kalo jauh dari dia. Tapi setelah agak dekat dan penumpang berkurang, orang yang disebelah Ing turun dan gua bisa duduk disebelahnya.

Setelah sampai di Malang dan berhenti di Terminal Arjosari, kami turun dan gua lagi-lagi ndeso asal jalan salah arah. Ing narek gua dan gua lagi-lagi dituntun keluar dari terminal. Rupanya dia udah sering naek bis.
Ing : “Aku biar pertama ke Malang, tapi udah sering naek bis jadi tau mesti kemana.”
Gua : “Aku malah gak pernah naek bis. Biasanya ya kalo gak naek mobil,ato kereta aja.”
Ing : “Aku malah gak pernah naek kereta.”

Setelah keluar dari terminal kami naek angkot jurusan ADL seperti yang dibilang ma Adi. Kami masuk ke angkot yang udah banyak orangnya. Ternyata si sopir masih narek orang sampe angkotnya penuh sesak! Kaki kiri gua lagi-lagi sakit bukan maen karena harus ngelipat lebih dari yang gua bisa. Rasanya bener-bener sengsara! Udah gitu lama pula! Akh! Gua nahan sakitnya kaki kiri gua yang belum sembuh lama banget. Setelah sampe gua langsung keluar dan ngelurusin kaki kiri gua. Rasanya AJIIIIB!! SAKIT BANGEEEEET!!! Setelah itu Ing nelpon Adi dan kami menunggu sambil ngistirahatkan kaki gua yang kesakitan. Setelah sesosok daging besar dan bundar yang bernama Nugraha Adi Putra datang dengan gantengnya, kami jalan kaki ke tempat Gri yang gak jauh dari sana.

Ing nginap di tempatnya Gri, dan gua nginap di tempat Mamet. Awalnya gua mau nginap di tempat Adi yang dekat dengan tempat Gri, tapi Adi mau pergi ke Jogja setelah nganter kami ke tempat Gri. Akhirnya gua nginap di tempat Mamet yang agak jauh sedikit. Sedikit? Naik angkot sampe batas jalannya, jalan kaki 10 menit sampe Universitas Muhammadiyah Malang, Masuk UMM sampe belakang, dan melewati kuburan yang sunyi dan gelap. Untungnya gua udah biasa ma tempat yang sunyi kayak kos gua. Sampe di kos mamet, gua ma Mamet ngobrol-ngobrol santai.

Besoknya gua ke tempat Gri sendirian. Mamet gak bisa ikut karena pamannya bakal datang, dia bakal nyusul nanti. Setelah sampai ternyata hujan turun dan Mamet pun gak bisa datang. Gua, Ing, ma Gri makan di warung makan yang gak jauh dari kos Gri dengan 2 payung. Gua ma Ing dan Gri sendirian. Haghag…. Rasanya asik banget sepayung berdua dibawah hujan. Setelah makan, kami berencana ke Malang Town Square (Matos) agak sore.

Sorenya gua, Ing, ma Gri pergi ke Matos dengan angkot. Yup! Transportasi andalan para kanak Tenggarong di Malang adalah angkot kecuali Asa yang punya mobil. Di Matos, gua cuma nemenin 2 cewek ini belanja. Terkadang gua juga liat-liat barang yang keren. Gua nemuin pisau lipat Butterfly yang gua suka! Tapi harganya gila mahal banget. Gua ma Ing nemu kalung hati yang terbelah 2 dan lalu gua beli. Ing juga nyari kado untuk adiknya Rini yang ulang tahun. Gua juga diajak untuk patungan beliin Rini kado.
Ing : “Mas, aku kan ada bawa uangmu 15 ribu nih sisa kalung tadi, ni untuk beli baju ini ya? Ini untuk kadonya Rini.”
Gua : “Berapa harganya? 45 ribu? Boleh aja. Tapi aku tambahin ya 10 ribu ya?”
Ing : “Gak usah. Mas, gak usah nambahin lagi.”
Gua : “Gak mau. Pokoknya harus.”
Ing : “KAlo gitu 5 ribu aja.”
Gua : “Gak mau. Kalo itu ku tambahin 20 ribu.”
Ing : “Ko’ malah nambah sih?”
Gua : “Ya kamu yang aneh. Ditambahin ko’ gak mau?”
Setelah perdebatan kecil aneh yang a lot ini berakhir akhirnya gua sepakat nambahin 5 ribu.

Pulang dari Matos gua ngerasa pusing. Dan besoknya gua akhirnya demam karena hujan-hujanan. Ing nelpon dan ternyata dia juga sakit karena hujan kemarin. Dia juga minta pulang hari itu. Agak siang dalam keadaan pusing dan gak enak badan gua pamit untuk pulang ke Mamet dan pergi ke tempat Gri untuk jemput Ing. Gua ma Ing nunggu travel untuk pulang ke Surabaya. Dia masih dalam keadaan sakit, gitu jugga dengan gua, tapi gua berusaha untuk kuat.
Gri : “Kalian ko’ sakit janjian sih?”
Gua : “Yang pengen sakit siapa sih neng? Ane ya jelas gak mau. Dia juga pasti gak mau. Aku malah lebih gak mau kalo dia sakit. Kalo aku aja yang sakit sih gak papa.”
Gri : “Coba kemarin gak hujan gak bakal sakit kalian. Emang kenapa sih mesti pulang sekarang?”
Gua : “Dia yang pingin. Katanya sih ada urusan. Aku juga pengen pulang sih.”
Gri : “Kendia kesini lagi yoh!” (Nanti kesini lagi ya! : Bahasa Kutai)
Gua : “Iya leh, mun ndia sempat kami kesini lagi.” (Iya, kalo nanti sempat kami kesini lagi.)

Oiya, Met Tahun baru para pembaca gua yang budiman. Moga tahun ini menjadi tahun yang lebih baik dari tahun sebelumnya. Dan moga tahun ini gua bisa makin gila dari tahun sebelumnya. HAHAHAHAHAHAHA......