Jumat, 27 Agustus 2010

Iri?

Iri? yah, ini menjadi sesuatu yang biasa. Namun apakah itu mengganggu? Apa yang mmembuat seseorang iri?

Sebenarnya cukup mudah apa yang membuat seseorang itu iri. Yang gua tau, iri itu biasa terjadi bila seseorang melihat kelebihan yang dimiliki orang lain yang tidak ada pada dirinya. Biasa lah seperti misalnya kalo Anda seorang suami yang punya istri.
Istri : "Pa, tetangga punya mobil bagus lho."
Suami : "Iya, Ma, nanti kalo papa punya rejeki beli mobil BMW M3 GTR."
Istri : "Pa, tetangga kalungnya bagus lho. Beli di Paris, Pa."
Suami : "Iya, Ma, nanti kalo ke Paris papa belikan."
Istri : "Pa, suami tetangga ganteng lho."
Suami : "NIKAH AJA LOE MA SUAMI TETANGGA!!"


Ini sering terjadi ma gua dan Ing, tapi tentu saja ceritanya berbeda dengan yang di atas. Apa yang biasanya jadi permasalahan timbulnya iri itu?
Ing : "Mas, temenku Windows 7-nya Home Basic katanya asli. Punyaku yang Ultimate, Mas."
Gua : "Lho? Kan jelas lebih bagus kamu lah cintaa."
Ing : "Tapi asli, Mas. Bawaan dari sana."
Gua : "Di update juga lah? Kalo gak dipake online ya sama aja."
Ing : "Jadi masih bagus punyaku kah?"
Gua : "Ya iya lah sayang."
Ing : "Hore, yang penting Windows-ku lebih bagus!"
Gua cuma geleng-geleng aja dengar itu.

Bahkan masalah iri-nya sering membuat gua ketawa.
Gua : "Emang kamu dulu sering iri kenapa?"
Ing : "Aku sering iri karena hitam, ngerasa jelek, gak pinter."
Gua : Ketawa sumringah sampe hampir copot rahang gua.
Ing : "Ko' ketawa sih? Aku serius ni, Mas. Aku kan pengen terlihat sempurna."
Gua : "Iya cinta. Aku ngerti."
Ing : "Masa' aku sering kalah dari dulu. dulu waktu wisuda SMA, sahabatku dua-duanya dapat dua medali, aku cuma dapet 1. Udah gitu aku gak keterima di SMA 3 Tenggarong, padalah semua temanku keterima. Kamu juga kan salah satu orang yang dulu bikin aku iri karena keterima di SMA 3. Udah gitu aku gak keterima di Unmul, tapi "itu" malah keterima."
Gua : "Ya tapi kan kamu masuk Unair kan. Jelas jauh bagus Unair lah dari pada Unmul. Kalo kamu keterima di Unmul pasti kamu kuliah di sana kan? Gak bakal di Unair."
Ing : "Iya sih."
Gua : "Kamu kalo keterima di SMA 3 kuat lah? Aku yakin kamu gak bakal kuat kalo masuk SMA 3 yang keadaannya parah kayak gitu."
Ing : "Tapi aku sering merasa kalah, Mas. Aku ga mau kalah lagi. Aku benci kalo kalah."


Tapi terkadang rasa irinya bisa menimbulkan perkelahian dan bikin gua sakit hati. Yaitu iri ma mantan gua yang padahal dia udah dapat lebih dari pada mantan gua. Posting ini yang bikin dia iri.
Ing : "Mas, posting tentang adikmu tercinta itu dapat note. Ko' posting tentang aku gak ada sih."
Gua : "Itu pesan untuk dia cinta. Itu masalah dulu ngapain kamu ungkit?"
Ing : "Ya tapi kan kesannya kamu lebih cinta ma dia dari pada aku. Dia ada itu tapi aku malah gak ada."
Gua mulai kesal karena dia iri dengan hal yang gak jelas.
Gua : "Kalo aku lebih cinta dia dari pada kamu kenapa aku mau apa aja untuk kamu? Kamu tau sendiri kan aku gimana ma kamu? Kamu masih gak percaya kah?"
Ing : "Tapi kan kesannya lebih di dia dari pada aku. Aku gak ada."
Gua : "Jadi kamu ngerasa cerita tentang kamu itu gak sebagus dia?"
Ing : "Tapi kan kalo sekilas jelas lebih dia dari pada aku sampe dapat note kayak gitu."
Akhirnya pertengkaran menjadi panas dan hebat karena masalah itu. Gua jelas gak terima karena gua ngerasa cinta gua kayak gak dianggap hanya karena masalah itu. Dan dia tidak terlalu memikirkan faktor lainnya. Tapi pertengkaran berhasil diselesaikan. Gua cerita semuanya apa yang ada di hati gua saat dulu dan saat itu. Apa yang seharusnya membuat dia tidak perlu iri akan semua hal yang tidak perlu.


Bisa gua bilang, iri itu bukan hal yang luar biasa namun sebenarnya bagus dalam keadaan tertentu. Itu dapat memotivasi diri untuk menjadi lebih baik. Namun kita seharusnya tidak perlu iri dengan apa yang sudah kita dapatkan. Itu merupakan hal yang terbaik untuk diri kita. Seperti yang biasa kita dengar, "Kita berusaha, Allah yang menentukan." Jika kita tidak mendapat apa yang kita inginkan, janganlah membencinya tapi buat itu menjadi motivasi karena Allah memiliki rencana yang lebih besar dari apa yang kita ketahui. Dan bangga lah dengan apa yang kita dapatkan saat ini walaupun itu tidak lebih baik. Dengan rasa bangga itu kita bisa menjadi lebih baik dari apa yang kita bayangkan.


Untuk Ingku yang tercinta : Tolong jangan lagi merasa iri dengannya karena kamu sudah mendapatkan diriku. Dan aku sudah merelakan apa pun untuk kamu. Sebenarnya apa yang kamu dapatkan selama ini lebih dari dia. Dan aku menganggapmu lebih dari siapa pun.

6 komentar:

  1. hahahah ... seru juga kalo cintamu suka iri ... karena iri bisa jadi bahan cerita saat kamu pacaran ... karena selama ini aku tahunya pacaran itu monoton aja :D

    BalasHapus
  2. hemm.. romantis amaat sih ama cintanyaa.. hehehe.. Tapi nggak adil tuh ceritanya yang iri cuma Ing doank.. masa kamu nggak pernah iri juga siih..

    *iri ngeliat orang pacaran*. hahahaha

    BalasHapus
  3. Namanya wanita, yang namanya iri, pengen jadi "the-one" kyknya mungkin udah jd penyakit lama. Soalnya saya juga merasakannya, hehe,

    salam kenal :)

    BalasHapus
  4. @ john : hahaha... aq dlu jg gtu malah yg ada jdi bosen, malah cari masalah...

    @gapche : sbnarnya ada boz... sayang kalo masalahnya saya memang banyak kurang klo dia g kurang malah ngerasa kurang..

    @vina : salam kenal neng... Hehehe... Ya pengakuannya sih gitu... Kayaknya emang semua cewek ya kayak gitu...

    BalasHapus
  5. hahaha
    ya itulah pacaran
    yang kecil dijadiin besar
    yang besar malah dikecilin
    loh ... kug aneh sih
    wekekeke

    BalasHapus
  6. Betul sekali , iri itu tetap perlu untuk memacu motivasi berkompetisi, tapi tentusaja untuk kompetisi yang baik dan rasional, terkadang ada yang iri tapi sangat negatif, karena membawa ke persaingan yang tidak sehat dan rasional, yang terakhir itu yang tidak dihalalkan dalam Islam.

    BalasHapus

Silahkan komen apa aja, seperti apa aja. Tentu orang baik suka berkomentar ^.^ Kalo saya gak berkenan maaf kalo saya hapus :)