Sabtu, 25 September 2010

Sudah Sibukkah Saya?

Hahahahaha...!! Saya kembali ke sini untuk menumpas kebosanan!! Membela keceriaan pembasmi kebetean!! CIAAAAT!!! *Udah mulai gila nih orang*

Haha... Maafkan gua yang tiba-tiba berGEJE ria memulai posting kali ini. Seharusnya memberikan sebuah sambutan yang sangat hangat untuk para pembaca yanng baik hati, ramah, tidak sombong, budiman, pakdiman, dan rajin menabung di WC.

Ngomong-ngomong soal bete, dan bosan, untunglah gua gak ada merasa bosan karena ada Ing yang tercinta selalu mengisi kebosanan gua setiap saat. Sayangnya kalo bete cukup sering terjadi. Kenapa? Maafkan gua karena itu tidak bisa gua ceritakan dikarenakan berbagai alasan. Yah, ngerti sendiri namanya anak muda kalo pacaran. Tapi ini yang bikin terasa berwarna. Setiap habis kami bertengkar, pasti selesai dengan damai dan tambah lengket. Tapi bukannya gua pengen kami sering bertengkar lho ya. Gua lebih berharap bisa semakin langgeng tanpa ada masalah sedikit pun. AMIIIIIN....

Oiya, bek tu de topik! Topik Ismail, Topik Safalas, Topik Hidayat, Topik Saya Bundar Hinggap di Jendela. *Makin GEJE aja neh.*

Ngomong-ngomong soal sibuk, gua udah kembali dari kehidupan penuh kedamaian karena liburan. Gua mulai menghadapi kehidupan penuh perjuangan menghadapi berbagai kesibukan di kuliah demi cita-cita dan masa depan gua yang cerah. Seperti namanya kehidupan, pasti bertahap. Ini juga hampir sama. Awal kuliah alias hari pertama tentu masih adem ayem dan sejuk tanpa ada kesulitan dan keluhan apa pun kecuali keluhan umum setelah merasakan liburan.
Gua : "Haiiiih, besok kuliah. Pagi lagi! Muales peeek!"
Tapi biar gua punya keluhan itu gua tetep semangat mengingat catatan nilai gua yang amburadul dan dukungan dari Ing yang tercinta.

Tentu namanya kuliah di bidang sains, pastilah ada yang namanya praktikum dengan laporan yang menghantui. Yang bikin malas saat praktikum itu bukan saat percobaannya. Percobaannya justru sangat asik karena bermain-main dengan alat laboraturium yang belum pernah bisa gua beli. Yang bikin males di praktikum ini adalah berurusan dengan kertas HVS A4 70 GSM, margin 4-3-3-3, 3 halaman penuh, dan tinta biru. Ini lah saat di mana mahasiswa teknik menyalurkan kreasinya dalam mmengarang bebas.

Jadwal pertama yang keluar adalah praktikum Pengukuran Listrik. Praktikum dimulai keesokan setelah gua dan teman-teman gua tau berita itu. Untungnya gua masih adem ayem karena praktikum untuk kelompok gua itu masih sangat lama gak kayak beberapa teman gua. Tapi gua lihat ternyata ada terjadi tabrakan jadwal dengan kuliah Pengukuran Besaran Listrik yang gua ulang karena semester lalu karena gua dapet nilai jelek sekali. Dalam praktikum, tidak boleh ada bolos gak kayak kuliah yang dikasih jatah beberapa kali bolos. Opsi laen bisa tukar shift secara individu. Nah, karena masih jauh dan cuma beberapa kali praktikum doang yang tabrakan, gua masih santai gak kelabakan dengan masalah itu.

Besoknya masa damai gua telah berganti! Pagi hari gua dengan santai masuk kelas Komunikasi Data yang dosennya masih belum masuk.
Hilman : "Dim, besok kita praktikum lho."
Gua : "Lho? Kan masih lama. Lagi pula bukannya hari selasa ma jum'at praktikumnya?"
Hilman : "Bukan. Itu PL. Besok itu kita praktikum RL (Rangkaian Listrik)"
Gua : "Lha? Satu kelompok lagi ta?"
Hilman : "Kelompoknya masih sama. Gak berubah."
Gua : "Jadi besok neh kita? Waduh! Aku baru tau eh."
Akhirnya gua mulai kelabakan.gua mastiin dengan download jadwal ma perlengkapan untuk praktikum besok. Tapi jaringan wifi di kampus gak masuk ke kelas! Untungnya Bram datang membawa 2 flash disk minta gua kopikan perlengkapan praktikum ke flash disknya. Gua batalkan progress download gua dan kopi data yang Bram kopi ke laptop kesayangan gua ini.

Siangnya, gua masih belum buat dasar teori yang menjadi salah satu yang harus dibuat sebelum lab. Tapi gua udah diculik ma Mas Jinceng dan Mas Gepenk, Sub koor dan koor publikasi dan dokumentasi IEE Expo 2010 (International Electrical Engineering Expo 2010) tuk nyetak poster, baliho, spanduk, dan media publikasi lainnya. Dan itu gak lama! Gua mesti jelasin harga ma detail barang dari percetakan yang gua datangi untuk nyetak media itu. Ternyata juga tunggu desain media yang dipesan sambil dengarin curhatan sang Boz tentang keuangan dan lain-lain. Lama banget gua bercanda, ngobrol, sambil berkoordinasi dari siang sampe mau magrib. Kepala gua mulai pusing gak ada istirahat. Tambah lagi gua masih mikirin dasar teori yang belum gua garap.

Oiya, tentang kesehatan gua, gua agak lemah gak bisa terlalu capek karena tekanan darah gua sering drop. Tahun lalu gua sering sakit karena terlalu capek. Anjuran dokter tentu makan yang cukup, istirahat yang cukup, ma mesti sering minum Susu Cap Beruang. Tekanan darah gua pertama kali drop waktu gua SMA kelas 1 dimana gua masuk kelas akselerasi dan belajar gua bener-bener dikebut sampe gua gak kuat. Untungnya kelas 2 gua turun ke reguler. Tapi gua masih sering sakit. Tapi cuma sakit sehari dan malamnya udah enakan dan segar.

Malamnya gua ke percetakan ma Polo jam 7.30. Tapi ternyata pemilik percetakan gak ada. Kami jadi gak bisa mastiin harga. Gua kembali ke kampus dan curhat ma Polo.
Gua : "Aku istirahat sebentar ya. Agak capek sekarang ini. Aku sering drop eh." lalu rebahkan badan tiduran di bangku taman.
Polo : "Banyakin istirahat. Tuk persiapan 2 minggu kedepan. Bakal sibuk banget nanti."
Gua : "Padahal baru ini. Belum nanti Legato yang secara gendeng dimasukin Ameg jadi panitia tanpa konfirm ma SPS nanti (Syukuran Pelepasan Sarjana). Untung aku nolak request jadi panitia FEI (Forum Elektro Indonesia) dari Safir."
Polo : "Bagus lah kalo gitu. Aku ini yang banyak banget dari IEE, GERIGI, SPS, ma FEI."
Setelah ada konfirmasi dari pemilik percetakan, gua ma Polo ngentikan obrolan dan pergi ke percetakan.

Sekitar jam setengah 11 malam akhirnya selesai dengan batal mencetak karena banyak perubahan harga dan bahan yang disediain percetakan sponsor ini. Gua kembali ke kos dan mulai ngerjain dasar teori gua dalam keadaan badan mulai gak enak dan pusing. Tapi entah jam berapa gua ketiduran dalam keadaan dasar teori masih belum selesai gua kerjakan. Alhasil, pagi gua kesiangan. Untungnya dosen gak ada, jadi gua manfaatin tuk nyelesaikan kerjaan gua untuk praktikum nanti.

Gua merasa belum sibuk tapi fisik gua udah ngerasa sibuk dengan pekerjaan gua. Gua ngerasa pengalaman gua masih belum berbobot dengan kgiatan yang gua bikin. Tapi moga pengalaman gua yang seadanya ini bisa berguna dan bisa bawa gua menuju kesuksesan nanti.

Jumat, 17 September 2010

Saat Kembali ke Surabaya

Kembali ke Surabaya, kembali meninggalkan orang tua, kembali meninggalkan indahnya kota Tenggarong, kembali berpusing ria dengan kuliah, dan kembali menemui Ing yang tercinta. Biar banyak yang ditinggalkan, tapi yang gua tunggu-tunggu untuk gua temuin akhirnya datang. Akhirnya setelah terpisah gua bisa nemuin dia lagi!

Sebelum gua kembali tentu gua melakukan berbagai prosesi demi kelancaran gua kembali ke Surabaya. Tentu yang gua lakuin 1 hari sebelum berangkat ke Surabaya : Berpamitan ma bonyoknya Ing, mempersiapkan perkakas gua, tidur, makan, be'eng, bakar menyan, mandi dengan 7 macam air dari air putih, air hitam, air panas, air dingin, air bersih, air kotor, dan air comberan, dan akhirnya kembali (Kayak mau manggil setan aja).

Satu hari sebelum kembali ke Surabaya, gua harus ke rumah Ing untuk nemuin bokap dan nyokapnya. Tapi gua ada acara halal bi halal antara alumni SMA 3 Tenggarong di tempat penuh kenangan, SMA 2 Tenggarong. Ko' sekolah lain? Karena sammpai sekarang ni sekolah belum punya gedung sendiri. Entah apa yang dilakukan Pemkab yang dari dulu gua pertama masuk selalu bilang "Gedung akan selesai tahun depan" tapi sampe gua udah ninggalin Smaga 2 tahun belum juga selesai dan tak ada tanda-tanda.

Rencana untuk berkumpul jam 9.30 tapi jam 11 lewat baru banyak yang berkumpul. Biar gitu banyak yang berkumpul dari angkatan pertama hingga angkatan gua yag ketiga berkumpul. Tapi angkatan 4 gak ada yang datang sama sekali. Setelah berkumpul, kami pergi mengunjungi guru-guru kami. Pertama ke tempat guru TI kami yang paling cantik, Bu Fitri, tapi beliau sedang tidak ada. Tapi kami menunggunya karena anak buahnya di tokonya bilang hanya pergi sebentar. Beberapa teman kami, angkatan 3, memisahkan diri. Yang ikut cuma gua, Emo, EAP (baca : e-a-pe'), dan Aladin. Mereka bilang agak sungkan dengan angkatan 1. Padahal gua yang pernah punya masalah dengan hampir seluruh angkatan 1 aja berani menampakkan wajah. Tapi gua ma beberapa orang dari angkatan 1 berbincang-bincang bagaikan kami tidak pernah punya masalah. Gak lama sebelum bertemu Bu Fitri, gua misah dan ikut ma temen gua yang memisahkan diri. Emo, EAP, dan Aladin bertahan.

Gua kembali ke SMA 2 untuk nemuin teman gua Rio, Revi, Fetri, Bagus, Merli, Chidori dan Abang Nur untuk numpang mobil Rio. Lumayan tumpangan gratis. Abang Nur ini sebenarnya guru kami, tapi masih muda banget dan sangat akrab sekali bahkan sangat dekat hingga seperti teman. Tentu yang bikin dia bener-bener akrab karena dia masih single. Dia ikut kami untuk berkeliling menemui guru-guru. Ini baru guru sebagai teman para siswa. Oiya, Fetri ini yang berhasil mencomblangi gua ma Ing yang ada di Surabaya dari Tenggarong.

Sasaran pertama kami Pak Hasyim, guru yang paling kaya. Sayangnya kami gak dapat angpau, tapi kami dapet makanan yang unik sekali, manisan cabe, dan manisan pare. Cabe yang harusnya pedas dan pare yang harusnya pahitnya bukan main malah menjadi sangat enak dibuat jadi manisan. Pak Hasyim mencobanya setelah nemuin resepnya di internet. Setelah itu kami ke rumah Pak Jafar yang ada di seberang rumah Pak Hasyim, tapi beliau tidak ada. Kami lalu kembali ke rumah Bu Fitri setelah angkatan atas pergi. Kami ngobrol lama sekali. Oiya, Bu Fitri ini yang ngajarin gua untuk mengikuti Olimpiade Sains Nasional tingkat Kabupaten. Tapi gua gagal untuk lanjut ke Provinsi karena gua cuma masuk Juara Harapan III. Maafkan saya Bu Fitri. Saya sampai nangis 3 hari karena gagal.

Setelah ngobrol lama, kami ke Samarinda nemuin Bu Ning. Guru kimia yang merupakan wali murid kami di kelas 3. Perjalanan sekitar 1 jam karena kami lewatLoa Janan yang jalannya sempit. Kami tidak lewatTenggarong seberang karena rute terdekat dan tanpa macet mesti lewat Loa Janan. Selama perjanan kami bercanda sangat asik sekali. Tapi Revi diam aja karena mabok. Sampai di Samarinda Seberang, akhirnya dia berhasil memuntahkan Fanta yang dia minum di rumah Bu Fitri. Sampai di rumah Bu Ning, kami dapat jamuan yang benar-benar memanjakan. Kami dapat berbagai kue dan juga dapet makan siang disana. Kami ngobrol lama sekali sampai hampir mmagrib.

Gua baru kembali ke Teggarong malam sekitar jam 8. Gua langsung meluncur nemuin nyokap dan bokapnya Ing untuk pamit. Tapi gua gak langsung ke rumahnya. Gua ke pasar tempat nyokap Ing jualan karena gua mikir mungkin nyokap Ing udah mulai jualan lagi. Ternyata perkiraan gua tepat! Gua bahkan ketemu ma Mbak Dini (Kakak Ing) dan suaminya di sana. Gua ngobrol lama sampai toko tutup dan ikut nyokapnya Ing ke rumah. Kayak biasa gua malah diberi makan. Gua sangat suka keluarga Ing yang sangat hangat. Kadang bikin gua gak enak karena gua selalu dijamu terlalu hangat melebihi orang-orang yang pernah gua temuin. Setelah pamit dengan keluarga Ing, gua baru kembali ke rumah sekitar jam 10. Gua pergi dari pagi sampe malam dan belum persiapin barang-barang gua untuk kembali ke Surabaya. Sampai di rumah, gua langsung beres-beres persiapin semua barang gua. Baju gua masukin semua, perkakas komputer, dan yang lainnya termasuk kunci kamar kos gua. Lalu gua langsung tumbang tidur karena capek pergi seharian.

Besoknya gua berangkat dengan mobil Mitsubishi Triton bokap gua. Gua ke Balikpapan diantar bokap, nyokap ma dua adek gua pagi-pagi. Perjalanan ke Balikpapan tentu tidak tenang karena Dion ma Tito malah dibiarkan duduk ma gua di belakang. Yup! Keributan pastilah terjadi kalo kami duduk dibelakang. Gua jadi gak tenang tidur di belakang karena diajak ribut ma Dion dan Tito. Gua gak lupa beli amplang untuk oleh-oleh di Samarinda.

Hampir sampai di Balikpapan langit tidak cerah. Dari kejauhan terlihat hujan tapi belum sampai. Gua keluar mobil untuk masukin tas gua yang gua taroh di bak mobil belakang. setelah mobil jalan, gua iseng cek-cek isi tas, TEMPAT GUA NAROH KUNCI KAMAR BOLONG!! Gua baru sadar! Tapi gua tetap tenang karena banyak opsi untuk kamar gua. Minta kunci serep ke Mas Semok atau gua hancurin pintu kamar gua. Gua lalu SMS Mas Semok, Pak kos yang juga senior gua, nanyain kunci serep.
Gua : "Mas Semok, lagi dimana? Kunci kamar ada gak? Kunci saya ilang. Saya masih di Balikpapan sekarang."
Mas Semok : "Waduh, aku cuma ada kunci kamar aja. Kunci gembokmu gak ada."
Akhirnya gua terpaksa milih opsi ngerusak gembok gua. Tapi untungnya pintu gak perlu gua hancurin.

Sampai di Bandara Sepinggan, gua liat ada gedung baru yang terlihat seperti gedung khusus untuk Lion Air. Sepertinya belum difungsikan. Gua lalu masuk ke Bandara berpisah dengan bokap dan nyokap gua. Gua cari tempat check-in untuk pesawat gua yang terbang jam 14.45 tapi gak ada. Gua keliatannya terlalu cepat datang jam 12, jadi gua tungguin sampai buka. Sampai jam 13.30 masih belum ada. Gua mondar-mandir gak jelas. Ada bapak-bapak pake seragam polisi liatin gua yang mondar-mandir gak jelas.
Dalam pikiran gua : "Ampun paaak... saya emang ada rencana mau nyolong mobil. Tapi gua belom nyolong paaak... Saya punya dua kucing dan 1 pacar. Kasian saya paaaak...."
Pak Polisi : "Mau kemana, Mas?"
Gua : masih deg-degan "Mau ke Surabaya, Pak."
Dalam pikiran gua : "Pak, saya gak bawa senjata paaak... Gak ada rencana mau bajak pesawat. Ampuuuuun..."
Pak Polisi : "Kalo Lion Air di sana, Mas. Keluar terus aja."
Gua : "Oh, gedung baru itu?"
Pak Polisi : "Iya, itu khusus Lion ma Wing Air."
Gua : "Oh, gitu. Makasih ya pak." Dengan lega karena gak ketangkap, gua buru-buru kesana.
Setelah berbagai prosedur gua lalui dari check-in, bayar tax, sampe menunggu, akhirnya gua berangkat ke Surabaya.

Sampai di Surabaya gua langsung ke Kos. Gimana gua dalam keadaan kunci ilang itu? Terpaksa gua manjat pagar karena digembok. Untung pintu kos pake gembok berkode. Lalu masuk gua panggil Mas Semok tapi gak ada respon. Selagi gua nunggu, gua buka gembok kamar gua. Lalu gua manggil lagi. Yang ada malah adiknya. Tapi gua tetep minta kunci gua untuk buka kamar gua. Dan Akhirnya dengan perjuangan gua bongkar gembok gua, gua berhasil kembali ke kamar gua yang berantakannya bukan main ini. Dan akhirnya gua bisa ketemu Ing lagi!!

Minggu, 12 September 2010

Lebaran di Tenggarong

Selamat lebaran para pembaca yang baik hati, ramah, budiman, pakdiman, tidak sombong, rajin menabung, dan suka buang aer di WC. (Kalo gak di WC ya dimana?)
Gua dan sekeluarga mengucapkan Selamat Hari raya Idul Fitri 1431H, Mohon maaf lahir dan batin. Maafkan segala kesalahan saya baik yang disengaja maupun yang tidak, baik secara lisan maupun tulisan, baik yang ada di dunia maya maupun di dunia nyata. Mohon maaf jika tulisan yang saya tulis sudah menyinggung perasaan anda selama ini. (Padahal baru aja bikin masalah di paling atas. Hehehehe....)

Akhirnya tahun ini gua lebaran di rumah lagi. Tahun lalu, gua lebaran di Banyuwangi karena gua udah pulang diwaktu yang dekat sebelum lebaran. Gua minta ke bokap gua jauh hari sebelum lebaran. Sekitar 1 bulan sebelum lebaran gua minta dan udah ngerencanain untuk pulang. Sebenarnya gua pulang untuk datangi Ing juga. Tapi dia malah balik duluan ke Surabaya karena urusan mendadak diluar rencana. Akhirnya kami lagi-lagi terpisah. Gua yang lebaran di Tenggarong, dia di Magelang. Kebalikan dari tahun lalu, dia di Tenggarong, gua di Banyuwangi.

Biar kami terpisah, tapi tentu saja komunikasi harus tetap berjalan. Tapi kami gak bisa chatting atau nelpon via VoIP lagi karena dia gak bawa laptop dan gak ada koneksi yang bisa ngehubungkan kami. Gua udah minta lagi modem yang gua pinjamkan biar gua bisa blogging di dunia maya di Tenggarong. Biarpun gua gak ngambil modem gua, tetap aja kami gak bisa OL (Online) bareng karena gua justru yang gak ada sambungan ke internet.

Bisa dibilang kami sebenarnya gak bisa dipisahkan. Bukan tidak terpisahkan, setiap kami kepisah jauh pasti bakal ada perkelahian, adu mulut, atau sejenisnya. Sebenarnya biar kami gak kepisah bisa berantem juga karena kami gak bisa ketemu. Yah, inti dari setiap perkelahian kami kebanyakan pasti karena kami gak bisa ketemu.

Beberapa hari yang lalu, gua lagi asik maen ma Dion dan Tito (adik gua).
Tito : "Kalo nyari Unyil (salah satu kucing gua) coba aja panggil-panggil di jendela sana."
Denger gitu gua heran. Gua nyobain aja yang Tito maksud padahal gua gak lagi nyari kucing gua itu. Tapi gak ada ngeongan setelah gua panggil kucing gua itu. Gua heran kenapa Tito bilang gitu tapi gua lupain aja dan kembali SMSan ma Ing. Gak lama Nyokap gua nyuruh gua untuk belanja beli bumbu masak ke pasar. Gua yang kebetulan gak ngapa-ngapain pergi beli pesanan nyokap.

Setelah kembali, gua santai-santai di jendela tapi kali ini gua denger suara kucing ngeong di kolong rumah. Lha? Rumah gua kan bawahnya air. Apa Unyil nyemplung? Gua panggilin terus dan nyari asal suara itu. Gua keliling-keliling dan pergi ke sebelah rumah gua yang jalannya kebetulan lebih rendah dari rumah gua, jadi gua bisa liat kolong rumah gua. Ternyata Unyil duduk dan ngeong-ngeong di kayu pondasi rumah gua! kemungkinan dia kejebak karena kecebur dari jendela kamar gua.
Gua : "Dion ya yang jatuhkan? Kan kamu tuh yang dari tadi maen laptop kakak di kamar."
Dion : "Nggak, dia jatoh sendiri tadi."
Gua : "Ko' gak cepet di ambil?"
Dion : "Gak sempet. Ya, Dion biarin aja."
Gua : mukul jidad gua sendiri. "Kalo gitu kamu yang turun ambil Si Unyil."
Dion udah gua paksain gak mau. Tito juga gak mau turun. Berbagai cara kami coba untuk nyelamatin Si Unyil tanpa harus turun masuk ke dalam lumpur yang ada di bawah rumah gua.

Setelah menyerah dan gak menemukan cara untuk nyelamatin Si Unyil, akhirnya gua mutusin untuk turun ke lumpur. Padahal gua baru aja mandi sebelum beliin nyokap bumbu akhirnya gua nekat turun nyelamatin Si Unyil. Gua turun dengan sepatu boot bokap gua ke lumpur. Yang gua kira tu lumpur bakal dangkal banget, ternyata bisa sampe ngelebihi lutut gua. Ampun dah dalamnya! Gua sulit banget jalan di lumpur itu. Sambil pegangan ma dinding rumah, gua jalan dekatin kucing gua yang terjebak di kolong rumah gua. Gua berapa kali hampir jatoh mandi lumpur di situ. Tapi untungnya tangan gua cekatan nangkep pinggiran dinding biar gua gak mandi lumpur. Setelah berhasil nyelamatkan kucing gua, gua coba untuk naik lagi masuk rumah. Awalnya gua turun dari jendela kamar sebelah kamar gua. Tapi nyokap nyuruh gua masuk dari tempat lain. Akhirnya gua nyoba masuk dari belakang lewatin kolong tempat tandong air. Gua ngerayap di lumpur dengan berat. Setelah sampe tiang-tiang tandong, gua manjat dan ngelewatin tiang yang nopang tandon kayak kukang manjat pohon. Dengan perjuangan berat, akhirnya gua berhasil masuk ke pintu belakang tempat Dion buangin kotoran Ipang (salah satu kucing gua) dari pasir. Tentu aja gua gak nyemplung ke lumpur tempat tai-tai kucing gua. Selama belanja, pencarian dan penyelamatan yang kira-kira bisa sampe 3 jam, kontak gua ma Ing keputus. Dia ngambek.

Besoknya, gua lagi bantuin nyokap gua belanja bahan-bahan untuk lebaran. Entah gua kepasar, cari-cari toko, yang pasti gua sampe keliling kota Tenggarong. Untungnya kota Tenggarong gak sebesar Surabaya. Entah sayur, bumbu, ato daging, gua keliling-keliling entah kemana. Pulangnya gua bantuin nyokap gua bikin ketupat. Liat ketupat yang masih ijo, gua yang mulai gila entah kenapa langsung lari ke kamar untuk ambil kamera andalan gua dan motret tu ketupat secara gak jelas.
Nyokap : "Dim, ngapain kamu moto ketupat?"
Gua : "Gak papa. Iseng aja. Habis ketupatnya ijo sih."
Nyokap : geleng-geleng liat kelakuan anaknya yang udah mulai gila. "Dari pada kamu gak jelas motoin ketupat, mending kamu bantuin ibu aja ngisi ketupat."
Setelah gua dapet gambar yang gua harapkan, gua bantuin ibu untuk ngisi ketupat. Selama di Tenggarong, gua banyak bikin karya fotografi karena merasa bosan, biarpun sering disuruh macem-macem. Ini beberapa karya yang gua buat :
Untuk karya lainnya bisa diliat di sini. Untuk yang gambar terakhir, Ganteng kan modelnya? Hakakakaka....

Selama gua keliling-keliling dan bantuin nyokap, frekuensi SMS kami rendah dan sering keputus bisa selama 2-3 jam. Malamnya dia marah-marah karena itu. Gua jelasin ke Ing, tapi dia masih aja marah-marah gak terima. Akhirnya keadaan agak panas. Keadaan kembali mendingan keesokan harinya tepat saat lebaran tiba. Tapi waktu gua ada telat sedikit dia mulai ngambek lagi. Keadaan baru benar-benar dingin keesokan harinya. Kembali aman, damai, tentram dan sejahtera.

Kami bener-bener gak bisa dipisahkan kalo setiap kali terpisah harus ada kejadian yang gak enak. Biar gitu, gua terus merasa gak enak dan selalu ada yang kurang kalo dia jauh dari gua.

Untuk Ingku yang tercinta : Gua bener-bener kangen dan berbagai kejadian yang gak enak selama ini gak pernah gua inginkan. Tetep ada yang kurang kalo kamu gak ma aku. Ai mis yu somat Iingku sayang.

Senin, 06 September 2010

Kedatangannya yang Entah Mengembirakan atau Sebaliknya

Liburan telah datang! Gua sekarang udah kembali ke Tenggarong untuk lebaran bareng keluarga. Tentu saja sangat asik karena tahun lalu gua gak lebaran bareng nyokap bokap gua di Tenggarong. Tapi tahun lalu gua lebaran bareng keluarga gua di Jember ma Banyuwangi. Karena rasa kangen yang berat akhirnya gua minta untuk kembali ke Tenggarong untuk lebaran tahun ini

Sebenarnya gua balik ke Tenggarong juga ada niat datengin si Ing yang rencananya baru balik ke Surabaya setelah lebaran. Jadi gua sudah ngerencanain mateng-mateng untuk balik dengan segera dan cari waktu yang memungkinkan dan selama mungkin untuk balik ke Surabaya biar gua bisa ma Ing di Tenggarong untuk waktu yang cukup.
Ing : "Mase, kesininya kalo bisa yang cepet."
Gua : "Iya cinta. Nanti aku cari waktu yang begitu kuliah libur langsung besoknya berangkat ke Tenggarong."
Ing : "Pulangnya yang lama sekalian. Kalo bisa seminggu setelah lebaran baru pulang."
Setelah rencana matang untuk di Tenggarong selama 10 hari saat lebaran dan penantian lama untuk bisa ketemu dia di Tenggarong, rencana gua tiba-tiba hancur.

Waktu itu gua baru pulang keliling Surabaya untuk cari pesanan bokap gua. Dalam keadaan pusing karena siang sampe malam gua jalan-jalan, tiba-tiba ada chat yang suasananya gak enak banget ma Ing.
Ing : "Mas, lagi ngapain? Bisa temanin aku gak?"
Gua : "Gak ngapa-ngapain cinta. Ada apa?"
Ing : "temenin aku aja pliss..."
Gua : "Iya cinta, aku pasti temenin. Ada apa sih?"
Ing : "Aku lagi bingung ini."
Gua : "Bingung kenapa sih sayangku?"
Ing : "Mas pilih mana? Mau ketemu aku lama tapi gak lebaran bareng, ato mau ketemu aku sebentar tapi lebaran bareng?"
Gua : bingung bukan main. Dari maen kartu sampe maen dakon. "Maksudnya apa?"
Ing : "Mas pilih mana? lebaran bareng tapi ketemunya sebentar apa ketemu lama tapi gak lebaran bareng?"
Gua : "Kamu mau kesini kah?"
Ing : "Iya. Mas, kecewa gak kalo aku kesana?"
Gua : "Kalo memang harus kesini sih ya gak papa."
Ing : "Mas kecewa ya? "
Gua : "Ya lumayan sih. Tapi kalo memang harus kesini sekarang ya mau gimana lagi."
Ing : "Maaf ya sayang. Padahal kita udah rencana mau balik ke Surabaya bareng. Tapi aku malah rusak rencana kita. Tapi kita bisa ketemu besok."
Ternyata yang membuatnya harus kembali ke Surabaya karena dia ada masalah dengan dosen walinya. Gua bener-bener gak habis pikir. Dia terpaksa beli tiket yang mahal hari itu juga waktu dia dapat kabar itu untuk ke Surabaya besoknya. Dengan keadaan yang kacau gitu tentu gua benar-benar kasihan. Gua temanin dia sampe dia tidur dan nahan pusing gua. Untungnya pusing gua cuma pusing kecil doang.

Besoknya, gua jemput dia di Bandara Juanda. Gua senang banget bisa liat dia lagi dalam waktu dekat. Benar-benar senang bisa liat senyumnya yang manis  yang selalu bikin gua luluh. Setelah sampai di kosannya, dia minta langsung anter ke kampusnya. Tapi dosen walinya gak ada sehingga dia harus balik lagi besoknya. Jadi seharian sampe malem gua hibur dia yang masih kacau karena bencana itu.

Gua : "Cinta, jadi kamu nanti lebaran gimana?"
Ing : "Gak tau mas. Mungkin di sini aja. Kan duit untuk pulangnya udah di pake untuk ke Surabaya ini."
Gua : "Padahal pengennya lebaran bareng kamu juga nanti di Tenggarong. Aku kan ke Tenggarong aslinya mau datengin kamu juga."
Ing : "Maaf ya sayang. Padahal aku yang minta kamu cepet-cepet pulang ke Tenggarong."
Gua : "Gak papa cinta. Ya namanya juga bencana ya mau gimana lagi kan. Kamu juga gak tau tiba-tiba malah jadi kayak gini."
Ing : "Iya, tau gini aku ikuti kata mase ngurus sendiri aja. Biasanya aku yang bilang coba nurut istri, sekarang malah kebalikannya."

Tapi selama dia di Surabaya, gua senang banget ada yang nemanin gua gak kayak waktu gua sendirian sebelum dia datang. Gua bisa liat dia lagi dan maen-maen lagi ma dia. Gua manfaatin betul-betul waktu yang ada ma dia sebelum gua pergi ninggalin dia ke Tenggarong. Rencana datengin dia yang berubah jadi ninggalin dia lagi.

Dia juga bener-bener manfaatin waktu yang ada ma gua. Dia minta gua datengin dia waktu sahur untuk nemanin dia dan minta semalaman suntuk ditemanin maen Texas Hold'em Poker, game Facebook yang ngetren. Dia keranjingan maen itu setelah gua pinjamin dia modem gua. Gua juga berani minjemin karena kos gua ada jaringan wireless-nya. Gua pinjamin biar kami bisa tetap berhubungan dari kos dengan biaya murah pake chatting Yahoo! Messenger. Lebih murah dari pada gua habisin pulsa untuk telpon ma SMS. Di YM kami juga bisa telpon-telponan via VoIP. Jadi sambil kami maen poker, kami juga nelpon lewat VoIP. Kami bisa maen semalaman sampe waktu sahur.

Sebenarnya dia maen poker itu gua suruh karena dia sering bosen di kos nungguin gua yang masih kuliah dan gua juga gak bisa nemenin dia.
Gua : "Kamu kan udah aku pinjemin modem itu. Masa' masih bisa gak ada kerjaan sih? Aku aja malah banyak pengen cemacem."
Ing : "Ya habis ngapain? Maen FB gak ada mase. Aku kan maunya OL kalo ada mase aja."
Gua : "Ya coba cari-cari apa kah, lanjutin blogmu yang mati itu, ato maen game kah. Kan di FB ada tuh game-game bagus."

Setelah gua minta cari maenan biar bisa nungguin gua. Dia malah jadi keranjingan maen poker dan gua diajak ikut maen sampe bisa semalaman gak tidur.
Ing : "Mase, malam ini maen poker yok!"
Gua : "Iya cintaa."
Bahkan setiap malam dan jadi permintaannya sebelum pisah setelah seharian jalan-jalan keliling Surabaya bareng.
Ing : "Mase capek gak?"
Gua : "Lumayan sih. Kenapa?"
Ing : "Mau gak malam ini maen poker sampe pagi?"
Gua : Ketawa lebar sampe rahang gua mau lepas. "Iya cintaaaa. Nanti kita maen poker."
Ing : "Tapi mas capek?"
Gua : "Ya kan biasanya tidur habis sahur."
Ing : "Sama sahurnya nemenin aku bisa gak?"
Gua : "Iya, nanti aku temenin."
Ing : "Nanti kita gak bisa telpon-telpon lagi, gak bisa chatting lagi, gak bisa maen poker lagi."
Gua : "Ya mau gimana lgi. Mau kamu bawa kah modemnya?"
Ing : "Ya aku bawa juga kamu yang gak OL. Kamu aja yang bawa. Aku juga mau ke Magelang gak mau bawa lappy."

Akhirnya lebaran tahun ini terjadi kebalikan dari tahun lalu. Tahun lalu gua datengin keluarga ke Jamber ma Banyuwangi dan dia pulang ke Tenggarong. Sekarang gua yang pulang ke Tenggarong dan dia datengin keluarga ke Magelang. Entah gua senang karena gua bisa datengin keluarga lagi, atau sedih karena gua ninggalin dia lagi.