Jumat, 17 September 2010

Saat Kembali ke Surabaya

Kembali ke Surabaya, kembali meninggalkan orang tua, kembali meninggalkan indahnya kota Tenggarong, kembali berpusing ria dengan kuliah, dan kembali menemui Ing yang tercinta. Biar banyak yang ditinggalkan, tapi yang gua tunggu-tunggu untuk gua temuin akhirnya datang. Akhirnya setelah terpisah gua bisa nemuin dia lagi!

Sebelum gua kembali tentu gua melakukan berbagai prosesi demi kelancaran gua kembali ke Surabaya. Tentu yang gua lakuin 1 hari sebelum berangkat ke Surabaya : Berpamitan ma bonyoknya Ing, mempersiapkan perkakas gua, tidur, makan, be'eng, bakar menyan, mandi dengan 7 macam air dari air putih, air hitam, air panas, air dingin, air bersih, air kotor, dan air comberan, dan akhirnya kembali (Kayak mau manggil setan aja).

Satu hari sebelum kembali ke Surabaya, gua harus ke rumah Ing untuk nemuin bokap dan nyokapnya. Tapi gua ada acara halal bi halal antara alumni SMA 3 Tenggarong di tempat penuh kenangan, SMA 2 Tenggarong. Ko' sekolah lain? Karena sammpai sekarang ni sekolah belum punya gedung sendiri. Entah apa yang dilakukan Pemkab yang dari dulu gua pertama masuk selalu bilang "Gedung akan selesai tahun depan" tapi sampe gua udah ninggalin Smaga 2 tahun belum juga selesai dan tak ada tanda-tanda.

Rencana untuk berkumpul jam 9.30 tapi jam 11 lewat baru banyak yang berkumpul. Biar gitu banyak yang berkumpul dari angkatan pertama hingga angkatan gua yag ketiga berkumpul. Tapi angkatan 4 gak ada yang datang sama sekali. Setelah berkumpul, kami pergi mengunjungi guru-guru kami. Pertama ke tempat guru TI kami yang paling cantik, Bu Fitri, tapi beliau sedang tidak ada. Tapi kami menunggunya karena anak buahnya di tokonya bilang hanya pergi sebentar. Beberapa teman kami, angkatan 3, memisahkan diri. Yang ikut cuma gua, Emo, EAP (baca : e-a-pe'), dan Aladin. Mereka bilang agak sungkan dengan angkatan 1. Padahal gua yang pernah punya masalah dengan hampir seluruh angkatan 1 aja berani menampakkan wajah. Tapi gua ma beberapa orang dari angkatan 1 berbincang-bincang bagaikan kami tidak pernah punya masalah. Gak lama sebelum bertemu Bu Fitri, gua misah dan ikut ma temen gua yang memisahkan diri. Emo, EAP, dan Aladin bertahan.

Gua kembali ke SMA 2 untuk nemuin teman gua Rio, Revi, Fetri, Bagus, Merli, Chidori dan Abang Nur untuk numpang mobil Rio. Lumayan tumpangan gratis. Abang Nur ini sebenarnya guru kami, tapi masih muda banget dan sangat akrab sekali bahkan sangat dekat hingga seperti teman. Tentu yang bikin dia bener-bener akrab karena dia masih single. Dia ikut kami untuk berkeliling menemui guru-guru. Ini baru guru sebagai teman para siswa. Oiya, Fetri ini yang berhasil mencomblangi gua ma Ing yang ada di Surabaya dari Tenggarong.

Sasaran pertama kami Pak Hasyim, guru yang paling kaya. Sayangnya kami gak dapat angpau, tapi kami dapet makanan yang unik sekali, manisan cabe, dan manisan pare. Cabe yang harusnya pedas dan pare yang harusnya pahitnya bukan main malah menjadi sangat enak dibuat jadi manisan. Pak Hasyim mencobanya setelah nemuin resepnya di internet. Setelah itu kami ke rumah Pak Jafar yang ada di seberang rumah Pak Hasyim, tapi beliau tidak ada. Kami lalu kembali ke rumah Bu Fitri setelah angkatan atas pergi. Kami ngobrol lama sekali. Oiya, Bu Fitri ini yang ngajarin gua untuk mengikuti Olimpiade Sains Nasional tingkat Kabupaten. Tapi gua gagal untuk lanjut ke Provinsi karena gua cuma masuk Juara Harapan III. Maafkan saya Bu Fitri. Saya sampai nangis 3 hari karena gagal.

Setelah ngobrol lama, kami ke Samarinda nemuin Bu Ning. Guru kimia yang merupakan wali murid kami di kelas 3. Perjalanan sekitar 1 jam karena kami lewatLoa Janan yang jalannya sempit. Kami tidak lewatTenggarong seberang karena rute terdekat dan tanpa macet mesti lewat Loa Janan. Selama perjanan kami bercanda sangat asik sekali. Tapi Revi diam aja karena mabok. Sampai di Samarinda Seberang, akhirnya dia berhasil memuntahkan Fanta yang dia minum di rumah Bu Fitri. Sampai di rumah Bu Ning, kami dapat jamuan yang benar-benar memanjakan. Kami dapat berbagai kue dan juga dapet makan siang disana. Kami ngobrol lama sekali sampai hampir mmagrib.

Gua baru kembali ke Teggarong malam sekitar jam 8. Gua langsung meluncur nemuin nyokap dan bokapnya Ing untuk pamit. Tapi gua gak langsung ke rumahnya. Gua ke pasar tempat nyokap Ing jualan karena gua mikir mungkin nyokap Ing udah mulai jualan lagi. Ternyata perkiraan gua tepat! Gua bahkan ketemu ma Mbak Dini (Kakak Ing) dan suaminya di sana. Gua ngobrol lama sampai toko tutup dan ikut nyokapnya Ing ke rumah. Kayak biasa gua malah diberi makan. Gua sangat suka keluarga Ing yang sangat hangat. Kadang bikin gua gak enak karena gua selalu dijamu terlalu hangat melebihi orang-orang yang pernah gua temuin. Setelah pamit dengan keluarga Ing, gua baru kembali ke rumah sekitar jam 10. Gua pergi dari pagi sampe malam dan belum persiapin barang-barang gua untuk kembali ke Surabaya. Sampai di rumah, gua langsung beres-beres persiapin semua barang gua. Baju gua masukin semua, perkakas komputer, dan yang lainnya termasuk kunci kamar kos gua. Lalu gua langsung tumbang tidur karena capek pergi seharian.

Besoknya gua berangkat dengan mobil Mitsubishi Triton bokap gua. Gua ke Balikpapan diantar bokap, nyokap ma dua adek gua pagi-pagi. Perjalanan ke Balikpapan tentu tidak tenang karena Dion ma Tito malah dibiarkan duduk ma gua di belakang. Yup! Keributan pastilah terjadi kalo kami duduk dibelakang. Gua jadi gak tenang tidur di belakang karena diajak ribut ma Dion dan Tito. Gua gak lupa beli amplang untuk oleh-oleh di Samarinda.

Hampir sampai di Balikpapan langit tidak cerah. Dari kejauhan terlihat hujan tapi belum sampai. Gua keluar mobil untuk masukin tas gua yang gua taroh di bak mobil belakang. setelah mobil jalan, gua iseng cek-cek isi tas, TEMPAT GUA NAROH KUNCI KAMAR BOLONG!! Gua baru sadar! Tapi gua tetap tenang karena banyak opsi untuk kamar gua. Minta kunci serep ke Mas Semok atau gua hancurin pintu kamar gua. Gua lalu SMS Mas Semok, Pak kos yang juga senior gua, nanyain kunci serep.
Gua : "Mas Semok, lagi dimana? Kunci kamar ada gak? Kunci saya ilang. Saya masih di Balikpapan sekarang."
Mas Semok : "Waduh, aku cuma ada kunci kamar aja. Kunci gembokmu gak ada."
Akhirnya gua terpaksa milih opsi ngerusak gembok gua. Tapi untungnya pintu gak perlu gua hancurin.

Sampai di Bandara Sepinggan, gua liat ada gedung baru yang terlihat seperti gedung khusus untuk Lion Air. Sepertinya belum difungsikan. Gua lalu masuk ke Bandara berpisah dengan bokap dan nyokap gua. Gua cari tempat check-in untuk pesawat gua yang terbang jam 14.45 tapi gak ada. Gua keliatannya terlalu cepat datang jam 12, jadi gua tungguin sampai buka. Sampai jam 13.30 masih belum ada. Gua mondar-mandir gak jelas. Ada bapak-bapak pake seragam polisi liatin gua yang mondar-mandir gak jelas.
Dalam pikiran gua : "Ampun paaak... saya emang ada rencana mau nyolong mobil. Tapi gua belom nyolong paaak... Saya punya dua kucing dan 1 pacar. Kasian saya paaaak...."
Pak Polisi : "Mau kemana, Mas?"
Gua : masih deg-degan "Mau ke Surabaya, Pak."
Dalam pikiran gua : "Pak, saya gak bawa senjata paaak... Gak ada rencana mau bajak pesawat. Ampuuuuun..."
Pak Polisi : "Kalo Lion Air di sana, Mas. Keluar terus aja."
Gua : "Oh, gedung baru itu?"
Pak Polisi : "Iya, itu khusus Lion ma Wing Air."
Gua : "Oh, gitu. Makasih ya pak." Dengan lega karena gak ketangkap, gua buru-buru kesana.
Setelah berbagai prosedur gua lalui dari check-in, bayar tax, sampe menunggu, akhirnya gua berangkat ke Surabaya.

Sampai di Surabaya gua langsung ke Kos. Gimana gua dalam keadaan kunci ilang itu? Terpaksa gua manjat pagar karena digembok. Untung pintu kos pake gembok berkode. Lalu masuk gua panggil Mas Semok tapi gak ada respon. Selagi gua nunggu, gua buka gembok kamar gua. Lalu gua manggil lagi. Yang ada malah adiknya. Tapi gua tetep minta kunci gua untuk buka kamar gua. Dan Akhirnya dengan perjuangan gua bongkar gembok gua, gua berhasil kembali ke kamar gua yang berantakannya bukan main ini. Dan akhirnya gua bisa ketemu Ing lagi!!

5 komentar:

  1. deuuh seneng nih yang abis mudik..oleh-olehnya manaaak?..

    Btw ren, kamu tuh di surabaya bagian mana sih?

    BalasHapus
  2. @gapche : saya ITS boz... di perum dosen saya sekarang... Ada amplang neh masih ada... Mau? hehe..

    BalasHapus
  3. Ciee. Nama kampungku masuk jg. Haha. Maap yee norak komennya :p

    BalasHapus
  4. @dita : hakakaka... gak papa... Di sini g ada larangan tuk numpsng narsis... :D

    BalasHapus
  5. kembali ke Surabaya, kembali melakukan praktikum :D

    BalasHapus

Silahkan komen apa aja, seperti apa aja. Tentu orang baik suka berkomentar ^.^ Kalo saya gak berkenan maaf kalo saya hapus :)