Berkelana

Judulnya agak pendek banget ya..........
Padahal isinya gak berkelana jauh-jauh sich, abis gua kehabisan ide sich untuk judulnya.

Baiklah go to the story. Semingguan ini gua berkeliling keluar kota nginap di rumah orang. Sekitar 3 rumah udah gua inapi. Sekedar iseng maen-maen karena nganggur liburan di rumah, plus gua gak bisa jalan malam di luar kota karena mata gua yang gak mendukung banget. Namanya juga orang rabun. dengan kacamata yang cukup keren *Narcis*

Sekitar hari senen, gua iseng balik ke asrama liatin temen gua yang gak balik karena mau penelitian untuk ikut lomba. Upik, Rio, Bagus, ma Indra Ngajakin gua pergi ke rumah Majid untuk maen-maen sambil nginap.
Rio : "Dy, ikutan yok ke Sebulu!"
Gua : "Ngapain?"
Upik : "Maen-maen aja ke rumah anak-anak Sebulu. Gak kangen kah kamu ma garingnya Ibul?"
Gua : "Kapan?"
Rio : "Sekarang."
Gua langsung terima ajakan mereka yang mendadak karena kebetulan males di rumah.
Baiklah, selama perjalanan gak ada masalah dan apa-apa yang menarik kecuali jalanan yang agak rusak yang membutuhkan konsentrasi lebih waktu ngelewatinnya.

Di Sebulu jalanan cuma batuan yang bikin kami joget-jogetan di atas motor *Gak tau disco, dugem ato metal*. Jalanannya cuma batu karena ditinggikan untuk perbaikan karena jalanannya rusak kena banjir tahun lalu. Banjir di sana bisa sampai 1 meter. Yang di sana terpaksa ngungsi pas banjir.

Sampai di sana kami disambut baek banget. Dikasih makanan lagi, kebetulan dateng pas lewat buka puasa. Oke mungkin bakal bosen kalo gua ceritain hal yang biasa selama nginap *Gua juga males nulis panjang karena biaya warnet juga mahal* Besok sorenya kami kembali ke Tenggarong.

Ternyata besoknya lagi gua diajakin lagi keliling Samarinda ma Bagus, Indra, N Upik untuk cari bahan penelitian mereka tentang kantong semar. Gak tau kantong semar? Coba tanya ma Om Google dech. Pasti banyak dikasih tau.

Pertama kami pergi ke kantor BKSDA (Badan Konservasi Sumber Daya Alam). Yang laen pake seragam PDL, Cuma gua sendirian yang pake baju biasa.
Gua : "Gampang! Anggap aja gua pembimbing kalian."

Alhamdulillah gua dapet buku gratis dari BKSDA yang kebetulan gua pingin untuk Fauna Kaltim gua. Sehabis itu kami berkeliling Samarinda nyari toko yang jual Kantong semar untuk di survei.

Setelah lama kami berkeliling, kami singgah sebentar di Islamic Center Samarinda. Masjid terbesar di Asia Tenggara lho! KAltim Punya! *Nyombong sedikit*
Gua : "Kita nginap dimana?"
Upik : "Di sini aja boleh."
Indra : "Gak enak. Orang pada ngaji, kita malah tidur."
Upik : "Ikut ngaji! repot."
Gua : SMS Bu Ning."
Indra : "Dari tadi gak di balas."
Waktu buka puasa tiba. Bu Ning (Guru kimia kami) gak kunjung membalas SMS kami. Bambang datang sekedar nengok. Kami pun ambil inisiatif nelpon rumahnya. Akhirnya sang malaikat penyelamat pun mengangkat telponnya. Kami langsung buru-buru kesana.

Sampai disana kami sholat Magrib. Indra menjadi imam. Tapi baru dua raka'at adzan isya sudah berkumandang.
Upik : "Kamu pang baca al-fatihah kayak penganten!"
Indra : "Udah paling cepat itu."
Kami bergurau sedikit sampai tertawa keras.

Setelah beberapa menit, kami melanjutkan sholat. Indra kembali jadi imam. kami masih belum puas dengan candaan tadi. Semuanya masih mencoba tenang, cuma Indra sendiri yang masih baca-baca al-fatihah.
Indra : "Waladdollin...."
Kami : Masih nahan tawa
Indra : "Amin" sendirian doang.
Kami makin susah nahan tawa, dan akhirnya Indra nyerah dan ngakak semua.
Indra : "Udah! Gantian!"
Gua : "Ane gak sanggup! gak bisa." Masih coba nenangkan diri.
Akhirnya Upik jadi Imam dan sholat selesai dengan sukses.

Besoknya kami kembali nyari kantong semar. Menurut salah satu toko bunga, dia dapet di pinggiran jalan di Palaran, hidup liar. Kami berkeliling nyari sampe turun ke hutan ternyata udah gak ada. Pencarian sia-sia. Sorenya kami kembali ke Tenggarong.